– Atas Dugaan ‘Penyunatan’ Dana BSM
Peliput: Amirul
BATAUGA,BP – Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan bakal melakukan investigasi guna memastikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang diduga ‘disunat’ oleh Kepala SDN 3 Busoa Tamrin. Bahkan, fenomena dugaan pemotongan dana BSM tersebut merebak dilakukan oleh sekolah-sekolah tertentu, di wilayah Kecamatan Batauga.
Kepala Dinas Pendidikan Busel Safilin mengaku, info adanya dugaan pemotongan dana BSM yang dilakukan Kepala SDN 3 Busoa dan beberapa sekolah lainnya baru diketahuinya melalu wartawan, olehnya ia memberikan apresiasi kepada media yang memberitakan hal tersebut.
Kemudian, dugaan penyunatan dana tersebut bakal di investigasi oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Busel, dan menindaklanjuti secara tegas para kepala sekolah ‘nakal’ yang diduga telah melakukan pemotongan dana BSM tersebut.
“Saya baru ketahui informasi dugaan ini (pemotongan dana BSM), tentu kami akan memanggil kepala sekolah tersebut (Kepala SDN 3 Busoa) untuk dimintai pertanggungjawaban. Dan kami juga akan melakukan investigasi,” tegas Safilin saat ditemui diruangannya, Senin (30/1).
Sedangkan alasan Kepala SDN 3 Busoa yang melakukan pemotongan dana BSM ialah untuk membantu pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) sekolah. Kata Safilin, alasan tersebut tidaklah rasional dan terkesan mengada-ada, pasalnya biaya untuk ATK sudah masuk dalam bantuan dana BOS.
“Tidak rasional alasan itu, karena biaya ATK itu sudah ada dalam dana BOS,” ucapnya.
Kata mantan Kepala BKD Busel ini, dana BOS diperuntukan bagi sekolah negeri maupun swasta. Jadi dianggapnya, alasan tersebut sangatlah tidak masuk akal jika melakukan pemotongan dana BSM untuk membantu biaya pengadaan ATK sekolah.
“Kami akan mengambil data-data sekolah itu, dan melihat apakah dugaan fenomena itu telah dilakukan berulang-ulang ditahun-tahun sebelumnya atau tidak. Ini penting untuk kajian kami,” kata Safilin yang baru sebulan dilantik jadi Kadis Pendidikan Busel ini.
Ditambahkannya, selama beberapa minggu terakhir, Dinas Pendidikan Kabupaten Busel sudah dua kali melakukan rapat bersama para kepala sekolah se Kabupaten Buton Selatan dalam agenda membahas program kerja sekolah tahun 2017.
Namun informasi fenomena dugaan pemotongan dana BSM baru diketahuinya saat ini, oleh karena itu pada Selasa 31 Januari 2017 (hari ini, red.), akan dilakukan agenda yang sama dan dugaan pemotongan dana BSM tersebut akan dipertanyakan pada yang bersangkutan dalam hal ini Kepala SDN 3 Busoa.
“Sudah yang ketiga kalinya melakukan rapat kerja bersama kepala sekolah dalam menyampaikan program-program kerja anggaran 2017, masalah dugaan pemotongan dana BSM juga akan dibahas, sehingga kejadian-kejadian seperti ini bisa diminimalisir dan kalau perlu jangan ada lagi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dugaan tersebut berasal dari pengakuan orangtua siswa SDN 3 Busoa yang mengatakan bahwa dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang diterima anaknya dipotong tanpa ada pemberitahuan yang jelas dari pihak sekolah.
Dana BSM yang diberikan kepada anaknya yang duduk di kelas V SDN 3 Busoa mestinya sebesar Rp 450 ribu, namun ketika diterima hanya berjumlah Rp 380 ribu, atau dipotong sebesar Rp 70 ribu.
“Dipotong sepihak oleh kepala sekolah (SDN 3 Busoa) sebesar Rp 70 ribu, dan kami tidak ketahui (pemotongan) itu untuk apa,” ucap orang tua siswa SDN 3 Busoa yang tidak ingin namanya dikorankan.
Sementara Kepala SDN 3 Busoa Tamrin mengatakan, bahwa apa yang dilakukan sudah melalui persetujuan antara orang tua siswa bersama pihak sekolah, dan ia tidak mengkehendaki jika hal itu dikatakan sebagai pemotongan, melainkan hanya mengambil uang sebesar Rp 20 ribu untuk siswa kelas II dan Rp 70 ribu untuk kelas III hingga kelas VI yang berdasarkan kerelaan orang tua siswa masing-masing, untuk membantu biaya pengadaan ATK sekolah.
“Saya tidak meminta tetapi diberi atas kerelaan orang tua siswa untuk membantu biaya ATK,” kata Tamrin.(*)