Kepala Dinas Kesehatan Buteng Kasman, Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 PersenKepala Dinas Kesehatan Buteng Kasman, Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 Persen

LABUNGKARI, BP – Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) mendapatkan hasil yang baik terkait penanganan stunting. Dimana, angka Stunting di Buteng mengalami trend positif, dari 22,4 persen turun 15,7 persen. “Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 Persen.”

Kepala Dinas Kesehatan Buteng, Kasman mengatakan, setelah beberapa bulan saja, angka stunting di Buteng kemudian mengalami penurunan kembali. Hal tersebut disandingkan dari data SSGI dan EPPGBM tahun 2021 angka stunting di Buteng berada diangka 42,7 persen

Kepala Dinas Kesehatan Buteng Kasman, Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 Persen
Kepala Dinas Kesehatan Buteng Kasman, Angka Stunting di Buteng Mengalami Trend Positif, Dari 22,4 Persen Turun 15,7 Persen

Kemudian, di tahun 2022 turun menjadi 41,6 perseb dan tahun 2023 yang diukur real di posyandu sebanyak 8.699 orang, dan ditemukan yang stunting ada hanya 1.369 orang. Dari sini dapat disimpulkan kalau data stunting di Buteng berkurang lagi dan berada diangka 15,7 persen

“Sesuai kesepakatan kita bersama, saat rembuk stunting tingkat Kabupaten beberapa waktu lalu, bahwa fokus penguatan posyandu Kelurahan/Desa lebih ditingkatkan rupanya membuahkan hasil,” jelasnya.

Hal tersebut juga tidak terlepas dari di bawah kepemimpinan Pj Bupati Buteng Andi Muhammad Yusuf, dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) ditingkat Desa/Kelurahan. Selain itu, Pj Bupati juga menunjuk Bapak/Bunda Asuh Stunting di masing-masing Kecamatan dalam rangka percepatan penurunan stunting.

baca juga:

“Tren positif penurunan stunting di Buteng terus membaik. Hal itu tidak terlepas dari kerjasa semua pihak seperti TPPS yang telah dibentuk, baik dari desa hingga Kelurahan serta peran dari Bapak/Bunda Asuh stunting dan anggota TNI/Polri yang terlibat secara penuh,” ungkapnya.

Lanjutnya, penanganan stunting, tidak seperti menangani Covid-19 lalu, semua dapat dilalui hanya jika semua komponen daerah bergerak bahu membahu menyelesaikan akar masalahnya.

“Jika kitabterus konsisten dengan capaian yang telah dilakukan sekarang, bukan perkara yang mustahil angka 14 persen seperti yang menjadi target pemerintah pusat akan tercapai,” tutupnya.(*)

Berita Lainnya:

Genjot Penurunan Stunting, PPKB Bersama BKKBN Sultra Bentuk BKB-HIUGenjot Penurunan Stunting, PPKB Bersama BKKBN Sultra Bentuk BKB-HIU

01 ASLI rotated

BAUBAU, BP-Pemkot Baubau Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) mengenjot upaya penurunan angka stunting di Kota Baubau. Sebelumnya melalui optimalisasi aplikasi ELSIMIL kini Pemkot Baubau melalui Dinas PPKB Kota Baubau bersama BKKBN Sultra membentuk kelompok Bina Keluarga Holistik Integratif Unggulan (BKB-HIU). “Genjot Penurunan Stunting, PPKB Bersama BKKBN Sultra Bentuk BKB-HIU.”

Peresmian dan sosialisasi BKB HIU pada Selasa (24/10/2023) di Kelurahan Labalawa Kecamatan Betoambari turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar.

Genjot Penurunan Stunting, PPKB Bersama BKKBN Sultra Bentuk BKB-HIU
Genjot Penurunan Stunting, PPKB Bersama BKKBN Sultra Bentuk BKB-HIU

Plh. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Baubau, Dra Hj Asmahani, M.Si mewakili Pj. Walikota Baubau mengatakan didalam program BKB HIU peran dan pelibatan orang tua dalam pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting untuk dilaksanakan melalui pemberian layanan pemenuhan kebutuhan esensial anak. Kemudian, disamping memfokuskan pada 1000 HPK, program BKB HIU tersebut pun mengupayakan agar balita pada saat lahir sudah mendapatkan identitas yang lengkap. Sehingga program tersebut diharapkan pemenuhan hak anak seperti memperoleh akte lahir dan layanan kesehatan dapat terpenuhi.
Dijelaskan, program BKB HIU juga sangat erat dengan kaitannya dengan upaya percepatan penurunan stunting. Lantaran memang sejak dulu keberadaan BKB berfokus menggarap 1000 HPK. Pada BKB program telah dimulai sejak konsepsi hingga anak usia dua tahun.
Sementara itu, Kepala BKKBN Sultra Asmar mengaku tidak segan untuk turun langsung dalam pendampingan pembentukan BKB-HIU yang salah satunya di Kelurahan Labalawa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau. Kemudian, BKKBN Provinsi Sultra berkomitmen terus memaksimalkan segala upaya dalam percepatan penurunan stunting yang di antaranya dengan program membentuk kelompok Bina Keluarga Balita Holistik Integratif Unggulan (BKB-HIU) hingga ke tingkat desa-desa di seluruh wilayah Provinsi Sultra.

UCAPAN SELAMAT
baca juga:

Dalam kesempatan tersebut Asmar berkeinginan lewat program BKB-HIU penggarapan terhadap balita bukan hanya menyasar ibu. Akan tetapi juga merambah ke aspek lain seperti administrasi kependudukan dan pemilikan jaminan kesehatan. Sebab didalam BKB HIU terdapat enam layanan yang menjadi fokus diantaranya administrasi kependudukan dan kepemilikan jaminan kesehatan, pengasuhan atau parenting, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.

Lalu pembentukan karakter anak, promotif preventif pemeliharaan kesehatan gizi dan perlindungan anak, serta rujukan/konseling/perawatan/bansos. “Melalui program tersebut diharapkan penyediaan data yang terintegrasi antara pihak terkait juga bisa diwujudkan.Dengan adanya BKB HIU ini kita ingin semua hak masyarakat bisa mereka dapatkan sejak lahir,” jelas Asmar.(*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today