La Bakry: Kita Harus Meniru dan Mengimplementasi Nilai-nilai Leluhur
PASARWAJO, BP – Praja dan Purna Praja APDN/IIP/STPDN/IPDN se-Kepulauan Buton (Kepton) menggelar acara Silaturahmi di Kali Topa Wabula. Kegiatan yang dimeriahkan dengan berbagai lomba, turut hadir sejumlah Purna Praja yang telah menduduki beberapa jabatan penting di Lingkup Pemkab Buton, bahkan orang tua praja turut diundang, Minggu (29/12).
Bupati Buton, Drs La Bakry MSi sebagai Purna Praja yang pernah menjadi dosen di IIP itu mengapresiasi kegiatan tersebut. Dalam kesempatan itu ia mengingatkan para praja untuk tetap berproses dan melakukan tugas dengan sebaik-baiknya.
Menurutnya perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Pendidikan hanya sarana saja. “Bangga boleh tetapi tidak boleh tinggi hati. Kita harus meniru dan mengimplementasikan pesan-pesan leluhur kita di Buton yakni Falsafah Pomaemaeka (sesama manusia harus tenggang rasa), Pomamasiaka (tiap manusia harus saling menyayangi), Poangkakataka (sesama manusia harus saling menghargai), Popiapiara (sesama manusia harus saling memelihara),” katanya.
Senior dan kakak praja ini mengatakan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara orang Buton memegang aturan Inda-indamo Arata Somanamo Karo, Inda-Indamo Karo Somanamo Lipu, Inda-Indamo Lipu Somanamo Syara, Inda – Indamo Syara Somanamo Agama. Dan jangan hanya dihafal, akan tetapi nilai dan prinsip leluhur itu mestinya direalisaikan dalam sikap dan perilaku dimanapun berada.
“Saya yakin kalau itu dipraktekkan, pasti akan sukses. Saya merantau dari Ambon ke Jakarta hanya bermodalkan prinsip itu. Dan, Alhamdulillah semua hambatan dan rintangan dapat dilalui dengan sukses. Indonesia beragam dalam kebhinekaan. Kita tidak boleh membawa ego, dan membawa suku, tapi membawa kepentingan bersama yang terkandung dalam prinsip Bolimo Karo Somanamo Lipu,” kata orang nomor satu di Kabupaten Buton ini.
Ia menjelaskan, jika semua yang dilakukan dengan memegang teguh falsafah itu, maka kapasitas kemampuan intelektual dan professional yang melekat pada diri akan dihargai. Pasalnya prinsip itu bersifat universal maka dipakai dimanapun akan berhasil.
“Leluhur kita dalam menerapkan prinsip itu dibingkai dari nilai-nilai illahiyah yang tercermin dalam Alquran dan Alhadist. Dan semua itu diterapkan dalam kehidupan Kesultanan Buton masa lalu,” jelasnya.
Lanjut, prinsip orang Buton itu bersifat Rahmatan Lilalamin. Tidak ada satupun anak manusia yang tidak menginginkan saling menghormati, menghargai, menyayangi, menutup aib. “Kalau anda tidak mau dipermalukan, jangan permalukan orang. Jangan sakiti orang kalau tidak mau disakiti. Itulah yang disebut Rahmatan lilalamin,” ungkap La Bakry.
“Kalau anda seorang praja, bawalah kepentingan kampus STPDN, kalian akan diperlukan tenaganya untuk kepentingan kampus STPDN. Dimanapun ditempatkan bawalah kepentingan organisasi, jangan membawa kepentingan diri sendiri. Jika telah membawa kepentingan organisasi, kepentingan negeri, otomatis dirinya kita akan masuk. Karena diri kita ada di dalamnya,” terangnya menambahkan.
Dikatakan, prinsip dan falsafah orang Buton jauh telah diparaktekan sebelum Pancasila dan Indonesia lahir. Olehnya itu sebagai praja yang lahir dari Buton, tidak boleh merasa minder, rendah hati boleh.
“Kita tidak boleh membangga-banggakan diri, tapi tunjukanlah bahwa kita semua membawa kepentingan umum dan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Kalau ini kita terapkan saya yakin akan sukses hari ini dan sukses hari depan,” paparnya.
Sementara itu ketua panitia Wasana Praja, Fauzan mengatakan tujuan kegiatan ini digelar sebagai bentuk keinginan besar para Praja dalam mempererat hubungan talisilaturahmi yang baik antara purna Praja se-Kepton.
“Selain sarana silaturahim, juga sebagai wahana untuk bertukar pikiran dan ide kreatif kepemudaan bagi praja dalam menjalankan tugas ke depan nantinya,” kata Fauzan.
Sedangkan Koordinator Praja Kabupaten Buton, Drs. La Ode Muhidin Mahmud yang kesehariannya menjabat Asisten III Sekda Buton, mengingatkan kepada para praja dan purna praja untuk meraih cita-cita melalui proses yang ada.
“Cita-cita diraih melalui proses,” tutupnya.
Untuk diketahui, turut hadir, Purna Praja APDN tahun 1967 Ancoi La Usu turut hadir dan menguraikan pengalaman selama menempuh Pendidikan di akademi pemerintahan dan selama berkarir di birokrasi.
Acara juga dirangkaikan dengan Lomba yang dikemas dalam Game integritas yang cukup menarik perhatian masyarakat setempat. Lomba Voly Balon Air dan Bakia semakin melarutkan suasana akrab antara Praja, Purna Praja dan orang tua praja dalam acara tersebut.
Peliput : Asmaddin