Peliput: Gustam — Editor: Ardi Toris
PASARWAJO, BP- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Buton dr Hayun, yang juga sebagai Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 khawatir, penerapan New Normal akan berdampak pada kelonjakan kasus baru.
Kekhawatiran dr Hayun tersebut bukan tanpa alasan. Minimnya testing yang dilakukan di Kabupaten Buton menjadi dasar utama kekhawatirannya.
“Testing kita ini masih sangat rendah, kita berharap 6000/1 juta penduduk, jadi kalau penduduk kita 100 ribu kita punya target 600 testing. Sedangkan saat ini kita baru 28, itupun hasilnya belum ada, baru tiga yang keluar,” kata dr Hayun.
Belum lagi, lanjut dia, beberapa minggu terakhir ini, angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kabupaten Buton meningkat. Padahal, jika harus menerapkan New Normal, kasus PDP turun 50 persen.
“Kalau kita memberlakukan New Normal, setidaknya kasus PDP itu menurun sampai 50 persen, tapi ini kan beberapa tes yang kita dapat ada yang reaktif,” ujarnya.
“Kemudian trend kasus Pneumonia beberapa minggu terakhir ini meningkat. Jadi kita ini harus betul-betul hati-hati jika memberlakukan New Normal,” tambah dr Hayun dengan khawatir.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Buton La Bakry menegaskan, selama New Normal masyarakat ditekan untuk terus menjalankan protokol kesehatan.
“Yang dikhawatirkan jangan sampai bablas kita, euforia New Normal terus kita mengabaikan protokol kesehatan,” terang La Bakry.
“Tapi justru di New Normal ini protokol kesehatan kita makin ketat, karena masyarakat itu boleh bekerja tetapi tetap menggunakan protokol kesehatan,” tutup orang nomor satu di Kabupaten Buton itu. (*)