Peliput: Risnawati — Editor: Ardi Toris
SULTRA, BP- Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi SH, tak mau mengambil hati dengan argumen netizen yang kurang sedap yang beredar dibeberapa jejaring sosial Media (SosMed), dimana akhir-akhir ini menjadi topik hangat.
Beberapa kritikan dan argumen klaim meng-klaim infrastruktur megah di Sultra jadi trending topik, utamanya terkait Pembangunan Megah Jalan dan Jembatan Teluk Kendar (JTK) yang terletak Di Kota Lama, Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
“Saya ini putra daerah, kita ini membangun Sultra, bukan untuk saya, tapi untuk masyarakat, kalau argumen-argumen begitu, itu hanya argumen yang kurang mendidik. Kalau kita merasa cerdas ayo bangun Sultra, jangan hanya bersuara saja,” tutur Ali Mazi kepada media ini saat berdiskusi di kediamannya Rujab Gubernur Sultra,(06/06).
Dikutib melalui Jubir Gubernur Sultra, story jembatan megah milik rakyat Sultra ini sejatinya adalah gagasan Gubernur Abdullah Silondae namun belum terwujud dimasanya. Kemudian diwujudkan oleh Gubernur Ali Mazi bersama pasangannya Abdullah Silondae pada masa kepemimpinan pertamanya periode 2003-2008. Lalu dilanjutkan kembali oleh Gubernur Dua Periode Nur Alam Tahun 2008 -2013 hingga 2013 – 2017.
Untuk pertama kalinya gambar perwujudan skema Sultra berkembang itu dituangkan oleh Ali Mazi melalui kerangka umum visi-Misi “Menuju Sultra Raya 2020” dengan konsep “Stelsel Masyarakat Sejahtera (SMS) atau Stelsel Qoryah Thoyibah ini merupakan tatanan program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diperkuat dengan PerDa No.3 Tahun 2003 “Tentang Propeda”, dan Perda No.4 Tahun 2003 tentang “ Renstrada Tahun 2003″.
Dalam buku konsep yang dicetus Ali Mazi yang juga mantan Ketua BKPRS (Badan Koordinasi Pembangunan Regional Sulawesi) yang membawahi enam provinsi di Sulawesi masa bakti tahun 2006-2008. Selain gambar rencana pembangunan Jembatan Bungkutoko Teluk Kendari dan rencana pembangunan Jembatan Buton-Muna, rencana pembangunan Kantor Gubernur Sultra, juga telah tergambar dalam gagasannya. Selain itu, Menara Persatuan dan rencana pengembangan bandar udara, juga bagian dari visi-misinya, kala itu.
Diketahui sebelumnya, Gubernur Ali Mazi bersama Forkopimda Sultra dan Tim Balai Jalan Nasional telah mengunjungi proses akhir bangunan megah jalan dan jembatan penghubung jembatan teluk kendari (JTK) beberapa pekan kemarin, jumat (15/06), jembatan megah ini menggunakan Konstruksi Cable Stayed dengan berat 363 ton dengan ketebalan volume beton 70.613,17 m3 (persegi), dan untuk untuk panjang JTK ini berukuran kurang lebih 1.348,47 meter yang rencananya akan diserahterimakan kepada pemerintah Kota Kendari pada Juni 2023 nantinya.
Untuk anggaran pembangunan Jembatan Teluk Kendari sendiri bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) Tahun anggaran 2015 sampai dengan 2020, dengan total anggaran dalam sembilan nilai kontrak berjumlah Rp 800 miliar lebih, dan dikerjakan selama 4 tahun 6 bulan.
“Ini adalah monumen yang perlu kita jaga dan pelihara. Sampai kapan pun, jembatan ini, insya Allah akan selalu menjadi monumen kebanggaan masyarakat Sultra. Sebagai pemerintah, saya memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan tertib,” ungkap Ali Mazi pula.(**)