Peliput: Nelvida A — Editor: Ardi Toris
BAUBAU, BP- Memasuki musim tanam kedua pada bulan Juni-Agustus diprediski terkendala dengan kurangnya asupan air akibat hutan yang telah gundul.
Penanggung Jawab Balai Benih Utama (BBU) Robin SP saat ditemui Baubau Post, Kamis (11/06), mengatakan saat ini sudah mulai mengelola lahan persawahan bagi yang telah selesai panen.
” Sudah ada sebagian yang mulai membajak sawah, bahkan nanti pada tanggal 26 Juni 2020 sudah mulai melakukan penanaman padi,” ungkapnya.
Tetapi masih ada sebagian lahan padi yang belum dipanen. Sehingga ada kemungkinan besar beberapa petani tidak menanam padi sawah karena kekurangan air.
” Musim tanam kedua sudah mulai masuk. Kami ini sudah didesak harus melakukan tanam karena cuaca yang tidak stabil ditakutkan akan terjadi hal yang sama seperti tahun 2019,” ujarnya.
Saat ini air masih melimpah, namun jika masuk bulan Juli-Agustus kemungkinan besar debit air akan berkurang.
Sehingga disarankan kepada petani untuk menanam palawija dan jagung agar lahannya tetap terolah.
“Mungkin ada beberapa kelompok yang tidak bisa tanam padi. Saya anjurkan tanam saja palawija dan jagung namun jika petani memaksakan maka akan ribut masalah air karena jika umur padi dua bulan maka debit air akan berkurang akibat musim dan nantinya akan gagal panen,” terangnya.
Hutan di wilayah Kecamatan Bungi sudah mulai banyak yang gundul sehingga jika musim kemarau maka akan kekeringan air.
” Musim tanam kedua pada tahun 2019 mengalami kesulitan air dan itu menjadi kendala yang disebabkan karena hutan gundul karena penebangan liar,” jelasnya.(#)