F02.1 Bupati Buteng H Samahuddin SE saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan pagar di Desa Wadiabero Foto Hengky TA BaubauPost

Peliput: Hengki TA — Editor: Ardi Toris

LABUNGKARI, BP – Desa Kolowa, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton Tengah (Buteng) membuat sebuah inovasi dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), berupa Kios perlengkapan bahan bangunan.

Dari inovasi yang dibuat Desa Kolowa, mendapatkan perhatikan dan apresiasi dari Bupati Buteng H Samahuddin SE, saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan pagar di Desa Wadiabero Kecamatan Lakudo, Kamis (02/07) kemarin.

F02.1 Bupati Buteng H Samahuddin SE saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan pagar di Desa Wadiabero Foto Hengky TA BaubauPost
Bupati Buteng H Samahuddin SE saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan pagar di Desa Wadiabero Foto Hengky TA–BaubauPost

“Kios Bumdes Kolowa ini sangat luar biasa, dibuka toko bahan bangun ini untuk kepentingan masyarakat,” ungkap Samahuddin SE, Bupati Buteng.

Selain itu, orang nomor satu di Buteng itu juga menyarankan Kepala Desa Kolowa untuk membeli bahan bangunan di Surabaya, agar lebih berkualitas harga tidak terlalu mahal, sehingga masyarakat Buteng tidak perlu lagi untuk membeli bahan bangunan di Kota Baubau.

“Jadi bukan hanya dari Desa Kolowa saja yang berbelanja bahan bangunan disini, bila perlu dari desa lain juga, yang penting harga sesui dan bahan bangunannya lengkap pasti akan berbelanja disini,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Desa Kolowa Yasman mengungkapkan, pihaknya mendirikan Bumdes tersebut berwal dari mendapatkan arahan dari Bupati, bagaimana cara desa untuk berkembang, dan bisa mempunyai Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri.

Dengan adanya hal tersebut, pihaknya berinisiatif untuk membuka kios Bumdes, untuj mempermudah pembangunan yang ada di Desa, sekaligus mempermudah masyarakat, sehingga dapat membangun dan membutuhkan bahan bangun sudah tidak sulit lagi.

“Jadi Desa kami sudah ada PAD sendiri, tidak tergantung lagi dari pihak manapun, sehingga kami bisa berkembang,” kata Yasman.

Untuk modal yang dikeluarkan kurang lebih Rp 300 juta, dan sebelum pihaknya ingin langsung membeli bahan bangunan di Surabaya, akan tetapi masih dalam pandemi virus corona atau covid-19, maka pihaknya berbelanja di Kota Baubau.

“Harga sedikit berbeda, dengan adanya kios ini masyarakat sudah dapat membangun meski dengan cara perlahan dengan cara mencicil, namun mereka bisa menikmati juga,” tuturnya.

Kemudian, hingga saat ini pengambilan kebutuhan bangunan bukan hanya di Desa Kolowa saja, melainkan dari desa lain juga yang sudah kerjasama, untuk mengambil bahan bangunan juga di sini. Keuntungannya, desa sudah memiliki khas desa dan insentif Bumdes.

“Selama ini Bumdes belum miliki insentif, hanya kerja saja, dengan ini kita dapat perdayakan masyakat juga,” tutupnya. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

By admin