Presiden Jokowi Pimpin Ratas Dengan Gubernur Seluruh Indoensia Bahas Corona dan Pemulihan Ekonomi
Laporan: Ardi Toris
SULTRA, BP-Dari Ruang Merah Putih, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, Gubernur Ali Mazi bersama 33 gubernur lainnya (dari lokasi masing-masing) mengikuti pengarahan Presiden RI melalui rapat virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa 1 September 2020.

Rapat terbatas bertema “Pengarahan Presiden Kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional” itu, didasarkan pada kekhawatiran peningkatan grafik korban Covid-19 yang kembali naik secara signifikan, serta dampaknya pada proses pemilihan ekonomi Nasional.
Gubernur Ali Mazi disertai Sekda Prov. Sultra Nur Endang Abbas, Kadis Diknas Sultra Asrun Lio, Kepala BNPB Sultra Boy Ihwansyah, dan Anggota TGUPP bagian Kesra Muh Tahir Lakimi.

Presiden Joko Widodo meminta 34 gubernur untuk berhati-hati atas pergerakan kasus positif COVID-19 di provinsi masing-masing.
“Saya ingatkan agar para gubernur melihat data dan angka-angka pergerakan kasus COVID-19 di wilayah masing-masing. Hati-hati. Terjadi tren peningkatan kasus positif baik di negara-negara Eropa dan juga kawasan Asia. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati karena di negara kita walaupun ada beberapa peningkatan kasus positif di beberapa daerah tapi bila dibandingkan negara-negara lain, Indonesia masih terkendali,” ungkap Presiden Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Bogor.
Hadir mendampingi presiden, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Pengendalian dan manajemen penanganan kasus COVID-19 itulah yang menurut Presiden harus betul-betul dijaga oleh para gubernur.
“Data yang saya terima, per 31 Agustus 2020 kemarin, jumlah kasus positif di negara kita 175 ribu dari 2,2 juta tes yang telah kita lakukan, dan alhamdulilah, tingkat kesembuhan (case recovery rate) juga semakin meningkat dari dulu—kita ingat—bulan April 15 persen, sekarang di bulan Agustus 72,1 persen,” ungkap Presiden.
Ekspresi presiden tidak berubah ketika menunjukkan pergerakan pada angka-angka statistik. Walau pergerakan angka kesembuhan penderita menunjukkan kecenderungan yang lebih baik (tinggi) dibandingkan rata-rata angka yang sama di seluruh dunia, yang berada di posisi 69 persen.
Kasus aktif atau masih dalam perawatan juga menurun dari 77 persen di bulan April menjadi 23,69 persen (jumlah kasus aktif 41.420 ribu) di bulan Agustus. Angka ini lebih baik dari rata-rata dunia yaitu sebesar 27 persen.
Namun, kata Presiden, untuk kasus meninggal, posisi Indonesia masih berada di atas rata-rata dunia, sehingga Presiden dan para gubernur masih harus bekerja keras untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Presiden Jokowi pun menampilkan data yang ditunjukkan kepada para gubernur secara virtual.
Case Fatality Rate di Indonesia mengalami penurunan dari 7,83 persen di bulan April menjadi 4,2 persen di bulan Agustus. Sehingga seluruh jajaran pemerintah di Indonesia masih punya banyak tugas yang harus dirampungkan untuk menurunkan angka Fatality Rate yang masih lebih tinggi dibanding angka Fatality Rate Global yang berada di angka 3,6 persen.
“Ini pekerjaan besar kita, agar kita tidak kehilangan kendali dalam menuntaskan Covid-19. Kita patut bersyukur sebab angka kesembuhan mencapai 72,1 persen atau 125.959 kasus dan jumlah kasus meninggal 7.412 atau 4,2 persen,” jelas Presiden.
Selanjutnya, Presiden Joko Widodo juga menunjukkan perkembangan kasus terkonfirmasi Covid-19 per provinsi.
“Hati-hati. Provinsi yang angkanya masih tinggi, saya minta gubernur dan gugus tugas yang bekerja di sana agar bisa menekan angkanya,” kata Presiden, sekaligus menyampaikan bila ada masalah-masalah yang harus dibantu oleh pemerintah pusat agar dapat langsung disampaikan oleh gubernur.
Presiden Joko Widodo Saya mengingatkan para gubernur untuk mencermati data dan angka-angka pergerakan kasus Covid-19 di wilayah masing-masing. Menurut Presiden Joko Widodo, perkembangan ini merata secara global dan menjadi tren dunia.
STRAIN MUTASI COVID-19 DI INDONESIA.
Dalam ratas ini, peringatan Presiden Joko Widodo tidak mencakup hal lain yang disampaikan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berkenaan dengan temuan baru terkait mutasi virus corona di Indonesia. Karena masih bersifat dugaan, Presiden Joko Widodo tidak gegabah menanggapinya.
Lembaga itu telah melaporkan adanya temuan strain mutasi virus corona baru di Indonesia yang diyakini lebih ganas serta jauh lebih cepat menular.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio, menyampaikan bahwa strain mutasi virus SARS-CoV-2 ini sebelumnya juga telah terdeteksi di sejumlah negara seperti di Malaysia.
Seusai ratas bersama Presiden Joko Widodo, Gubernur Ali Mazi mengintruksikan yang searah dengan permintaan presiden. Gubernur Ali Mazi dan Gugus Tugas Covid-19 akan mencermati setiap perkemban(*)
Nonton Juga Video Berikut dari YouTube BaubauPost TV Channel:
PENGAKUAN GURU HASRIANTI GAJINYA DITAHAN PEMKOT BAUBAU SUDAH SATU TAHUN