F02.2 Peluncuran buku peta ketahanan dan kerentanan pangan di kabupaten ButonPeluncuran buku peta ketahanan dan kerentanan pangan di kabupaten Buton

Laporan: Ardi Toris

BUTON, BP-Bupati Buton, Drs La Bakry, M.Si melaunching Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Buton Tahun 2021, Selasa pagi, 07 Desember 2021 di salah satu Restoran di Ibukota Pasarwajo.
Turut hadir Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mewakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov. Sultra Ariston, S.Pt., Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton, Zablin, S.St., M.Si., Plt. Kadis Ketahanan Pangan La Lodi, S.Pt., Plt. Kadis Pertanian Ma’mul Djamal, SP., Kadis Sosial Asnawi Djamaluddin, S.Pd., M.Si., Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ilham Habo Nibu, SP., Kabid Ekonomi, Sosial, Budaya mewakili Kepala Bappeda Kab. Buton La Ode Siruhu, SP., M.Si., serta Camat Wolowa, La Suwu Muhammad, S.Sos.

F02.2 Peluncuran buku peta ketahanan dan kerentanan pangan di kabupaten Buton
Peluncuran buku peta ketahanan dan kerentanan pangan di kabupaten Buton


Bupati Buton Drs. La Bakry, M.Si mengungkapkan dengan diluncurkannya Buku Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Tahun 2021 ini, maka ke depan menjadi arah dan pegangan kita dalam menyusun Program Strategis dan Kegiatan pada setiap tahapan di lokasi-lokasi yang digambarkan dalam Peta Rawan Pangan ini untuk Intervensi Permasalahan Pangan yang merupakan hasil pemutakhiran dan penyusunan FSVA tahun 2019. Dengan Analisis sampai tingkat Desa/Kelurahan yang terdiri dari 95 Desa/Kelurahan tersebar di 7 Kecamatan.
“Dengan Peta ini untuk seluruh OPD termasuk dari provinsi, mari kita bahu-membahu menggunakan data Ketahanan Pangan untuk menyusun perencanaan ketahanan pangan tahun yang akan datang, 5 tahun atau 10 tahun bisa memulai data yang ada hari ini,” tutur orang nomor satu di Buton.
Ketua Bapera Sultra ini menambahkan secara umum data menunjukkan telah terjadi peningkatan kondisi ketahanan pangan wilayah yang terus membaik dari tahun ke tahun.
“Dimana kondisi kerentanan pangan berdasarkan prioritas 1-3 sebanyak 27 Desa atau 28,42%. Sedangkan tahun 2021 ini kondisi kerentanan pangan mengalami penurunan tinggal 4 Desa atau 4,21%,” jelas suami Delta Montolalu.
Menurutnya, kondisi daerah akan mempengaruhi produksi pangan di Buton. Namun di Buton tidak ada daerah yang benar-benar rawan atau tidak ada pangan sama sekali, hari ini baik mandiri atau secara kelompok tani bisa mempertahankan ketahanan pangannya, bahkan di pasar tersedia bahan makanan yang cukup.
“Ini tampak dari peta bahwa tidak seluruh kecamatan dan desa rentan pangan atau tahan pangan namun semua ada kombinasinya sesuai dengan kondisi daerah yang ditentukan struktur tanahnya masing-masing dan hal itu alami tidak bisa dilawan. Di Desa Bajo tidak punya lahan, tapi punya laut yang luas sehingga bisa mencari ikan untuk membeli pangan,” kata Bupati.
Dikatakannya partisipasi masyarakat cukup tinggi dalam membangun ketahanan pangan secara mandiri dan ini yang harus didorong dan disuport semangat berproduksi.
Bupati berharap dengan buku peta ketahanan dan kerentanan pangan ini arah membangun ketahanan pangan di Buton menjadi jelas dan dapat bermanfaat bagi semua, baik bagi masyarakat dan pemerintah di daerah rawan stunting.
Lebih lanjut, Ketua Golkar Buton ini mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan 1500 ha bibit jagung yang akan diberikan kepada petani untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buton, La Lodi, SP., memaparkan Buku Ketahanan Pangan yang dilauncing hari ini berisi tentang kondisi pangan dari 95 desa/kelurahan di Buton.

baca juga: Tetap Konsenkuen, Bupati Buton La Bakri Paparkan Pengembangan Pariwisata Buton Penunjang KSPN
“Kami sudah memetakan beberapa daerah baik berstatus rentan hingga tahan pangan di dalam buku ini,” jelasnya.
La Lodi menambahkan dalam penyusunan Peta FSVA ini sesuai panduan dan petunjuk teknis yang ada, termasuk Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sebagai narasumber dalam melakukan review data-data indikator yang merupakan turunan dari tiga aspek yaitu aspek ketersediaan pangan, aspek akses, dan aspek pemanfaatan pangan.(**)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

By admin

Comments are closed.