F3.2 Petugas Dinkes Butur saat lakukan fogging beberapa titik di Kecamatan Kulisusu UtaraPetugas Dinkes Butur saat lakukan fogging beberapa titik di Kecamatan Kulisusu Utara

Peliput: Darson

BURANGA, BP – Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara (Butur) mencatat, sepanjang Februari tahun 2017, lima orang warga Kecamatan Kulisusu Utara dinyatakan positif terjangkit virus nyamuk Aedes Aegypti atau Virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Tiga nyawa melayang, dua selamat dan masih masih dalam proses perawatan intesif.
Atas kondisi tersebut, Dinkes Butur langsung bergerak cepat melakukan tindakan pengasapan atau fogging untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti sebagai penyebar virus DBD melalui gigitannya. Beberapa titik di Kecamatan Kulisusu Utara yang dianggap menjadi tempat tinggal jentik-jentik nyamuk yang mematikan itu, tak luput dari pengasapan yakni, Desa Erenere, Ulunambo dan Wamboule.
Kapala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Butur, Muh Darlan ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (28/2) mengatakan, pihaknya tak menampik tiga warga Kulisusu Utara merenggang nyawa akibat terserang DBD. “Iya korban meninggal akibat DBD ada tiga, duanya Alhmdulillah masih dirawat intesif, perkembangannya sedikit membaik,” terangnya.
Meskipun demikian, pihaknya membantah jika Butur kini darurat DBD. Menurutnya, ketiga warga tersebut meninggal dunia karena terlambat dibawah ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan medis. Olehnya itu, Darlan mengimbau kepada masyarakat Butur jika terkena demam, agar segera menyambangi Rumah Sakit atau Puskesmas agar segera dilakukan pemeriksaan.
“Jika dibiarkan berlarut-larut tak mendapatkan pertolongan medis secepatnya, akan berujung pada kematian,” imbuhnya.
Untuk membasmi penyebaran virus dengue, selain fogging, pihak Dinkes Butur juga intensif melakukan penyuluhan terkait pencegahan penyebaran DBD. Menurut Darlan, hampir seluruh kecamatan di Butur potensial terserang virus dengue, olehnya itu masyarakat harus selalu menerapkan pola hidup sehat. Misalnya, dengan membudayakan menutup, menguras, dan mengubur barang bekas (3M) merupakan tindakan pencegahan yang sangat efektif menghentikan penyebaran demam berdarah dan dapat dilakukan secara mandiri.
Bukan hanya itu, masyarakat Butur juga perlu mewaspadai waktu beraktivitas nyamuk Aedes Aegypti agar tidak terkena gigitan yang dapat menyebabkan DBD. Dimana, nyamuk ini aktif menggigit pada pukul 7 sampai pukul 10 dipagi hari. Pada musim pancaroba, penyakit demam berdarah memang menjadi yang paling banyak diderita, bahkan jumlah kasusnya kerap meningkat.
Suhu yang sering berubah-ubah juga, seperti panas pada siang hari kemudian hujan pada malam hari menyebabkan daya tahan tubuh seseorang melemah.”Suhunya terkadang panas sekali, kemudian hujan sehingga tubuh seseorang seringkali tidak bisa menangkal bakteri atau virus yang biasa ditoleransi. Biasanya yang sering diserang itu anak-anak yang daya tahan tubuhnya masih lemah,” tegasnya. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today