Pewarta : Alyakin
BAUBAU, BP – Sejumlah lampu jalan di wilayah kepemimpinan La Ode Ahmad Monianse dimatikan pihak PLN Baubau. Hal tersebut diduga karena keterlambatan pembayaran oleh dinas Perhubungan (Dishub) Kota Baubau.

“Pernah ada beberapa titik mati, itu mati bukan karena kerusakan tapi keterlambatan pembayaran karena di matikan PLN. Kan sama dengan rumah, kalau terlambat membayar satu bulan, di matikan sementara,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Baubau, Abdul Karim S Sos MSi ketika ditemui Baubau Post di ruang kerjanya, Selasa (09/08/2022)
Kata dia, lampu penerangan jalan terdapat dua jenis, pertama lampu jalan menggunakan meteran dan non meteran. Untuk listrik yang non meteran, kata Abdul Karim, menyala atau tidak menyala lampunya harus bayar.
“Kan pemerintah kota ini bayar ke PLN, itu dibayarkan berdasarkan pemakaian, sehingga kita punya operator itu kalau sore kasi menyala dan pagi dimatikan untuk kampu jalan yang menggunakan meteran,” katanya.
Sementara lampu jalan yang digunakan non meteran, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau membayar full meski lampu padam.
“Kalau non meteran, mau menyala tidak menyala tetap di hitung. Karena pake tafsiran, berapa sebulan. Satu titik lampu,” katanya.
Untuk menghemat anggaran, Dishub Kota Baubau bakal mengidentifikasi sejumlah mata lampu yang non meteran yang aktif dan tidak aktif.
“Lampu jalan Non meteran sementara di identifikasi ulang. Kalau ditemukan ada yang rusak maka lebih baik dilakukan penghapusan, tujuannya agar tidak boros pembayaran,” katanya
Selain itu, pihaknya mengaku anggaran di dinas perhubungan mengalami penurunan drastis. Abdul Karim mengungkapkan sebelum covid19 anggaran di Dinas Perhubungan bisa mencapai Rp 29 Miliar. Namun sejak masuk pandemi hingga saat ini anggaran di pangkas hingga menjadi Rp 2,4 miliar.
“Turunnya jauh sekali. Sehingga tidak semuanya kita bisa selesaikan persoalan lampu jalan karena keterbatasan anggaran, Untuk kegiatan rutin saja kita kewalahan. Kita mau harapkan lampu jalan dapat terpelihara semua tidak memungkinkan sebab anggaran terbatas,” tuturnya.
Olehnya itu, pihaknya telah memprogramkan pengadaan lampu jalan dengan menggunakan meteran sehingga pembayaran di PLN dapat terjangkau.
baca juga: Setelah Bayi Dites DNA, Polres Baubau Ungkap Kasus Ayah Kandung Setubuhi Anak di Lea-lea
“Untuk pemasangan baru yang menggunakan meteran kita tunggu pengadaan dari pekerjaan paket. Kalau pemeliharaan kita ada tapi terbatas. Sehingga banyak permintaan. Memang kebanyakan lampu jalan ini pemeliharaannya terbatas. Sementara kerusakannya disebabkan karena, cuaca, tertindis pohon, dan balonya putus. Anggaran untuk pemeliharaanya saat ini terbatas, jadi kita utamakan yang skala prioritas,” pungkasnya.(**)