F3.2 Mahasiswa Akper saat diterima Kasi Intel La Ode Abdul Sofyan. Foto Iman Supa Baubau post

Peliput: Iman Supa Editor: Zaman Adha

RAHA, BP – Puluhan mahasiswa Akper yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi demo di depan kantor kejaksaan Negeri (Kejari) Muna, Selasa (18/04). Mereka mendesak jaksa untuk mengusut dugaan penggelapan uang mahasiswa, oleh Direktur Akper lama.

Menurut Korlap aksi, La Baano dalam orasinya mengatakan, dualisme kepemimpinan di Kampus Akper Muna telah menciderai dan menjadi citra buruk pendidikan di Muna. Khususnya perguruan tinggi sesuai dengan UUD 1945 alinea keempat tentang pendidikan.

“Ibu Shanty masih mengklaim diri sebagai Direktur Akper Pemda Muna, sementara Direktur Akper yang baru (La Ode Ondo,red), pengangkatannya berdasarkan SK Bupati Muna. Sehingga hal ini akan mencederai perguruan tinggi,” katanya.

Demonstran menemui pihak Kejari yang diwakili Kasi Intel, La Ode Abdul Sofyan. La Baano menjelaskan, sebanyak 260 mahasiswa akper telah menyetor uang sebesar Rp 70 per orang, kepada pengelola senat kampus.

“Kami meminta agar Direktur lama akper segera diaudit, terkait uang senat mahasiswa yang tidak jelas penggunaannya,” ungkapnya.

Sementara itu, La Ode Abdul Sofyan meminta para pendemo untuk melengkapi laporannya. Laporan yang disampaikan berupa laporan tertulis.

“Tolong laporan ini disampaikan secara tertulis, sebab akan diproses bagaimana bentuk pengelolaan dana senat, apa masuk dikerugian negara, maupun penggelapan,” katanya. (*)

Visited 11 times, 1 visit(s) today