Peliput: La Ode Adrian
BAUBAU, BP – Pemilihan Ketua Kerukunan Keluarga Tomia Bersatu (KKTB) berlangsung secara demokratis di Aula Man (30/4). Mayoritas suara memilih H Adam untuk menakhodai organisasi hingga 2020 mendatang.
Tim 19 memilih tiga nama yakni H Adam mengungguli H Lutfi Hasmar, dan H La Ode Djafar. Namun duet tinggal H Adam dan Lutfi Hasmar karena H Djafar mengundurkan diri menyatakan tidak bersedia dicalonkan.
Dari dua kandidat yang ada, H Adam dan H Lutfi Hasmar, H Adam terpilih menjadi ketua secara voting oleh masyarakat Tomia yang hadir. Ia mendapatkan 126 suara, mengungguli perolehan suara H Lutfi Hasmar 106.
H Adam ketika diwawancarai berharap kerukunan sejalan dengan esensi dasar saat akan dibentuk. Dimana, warga Tomia yang ada di Baubau dapat memberi perhatian utama pada tiga hal pokok yang berkaitan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan antar masyarakat Tomia, baik suka maupun duka.
KKTB kata dia sudah menjadi harapan dan impian seluruh masyarakat Tomia di Baubau. Dia berharap pula, seluruh tokoh Tomia dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda dapat bahu membahu meringankan langkahnya, untuk ikhlas dan memposisikan diri dalam kegiatan telah sejak awal direncanakan, untuk kemudian dimasukkan dalam program kerja KKTB.
Untuk program kerja H Adam akan mulai dari tiga tahapan, pertama bertemu dengan tokoh-tokoh yang tergabung dalam tim 19 untuk meminta petunjuk, kemudian melakukan pertemuan dengan generasi menengah, dan generasi muda termasuk mahasiswa, untuk merencanakan program kerja secara matang dan relevan dengan tujuan awal.
“Namun lagi-lagi kita semua harus bahu-membahu, ketua tidak akan ada apa-apanya tanpa kerjasama dengan seluruh masyarakat Tomia yang ada di Baubau. Pada saatnya kita harus bersama bergandengan tangan memikirkan Tomia kita untuk menunjukkan langkah positif demi kebaikan,” paparnya ketika diwawancarai, Senin 1 Mei 2017.
Di tempat berbeda, H Lutfi Hasmar mengapresiasi digelarnya pemilihan ketua KKTB. Menurutnya, besarnya antusias masyarakat yang hadir membuktikan besarnya harapan dengan KKTB. Ia sendiri mengaku siap bersama masyarakat Tomia di Baubau mengawal jalannya KKTB yang merupakakan organisasi baru warga Tomia di Baubau.
H Lutfi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Tomia Timur (KKTT) selama 11 tahun berharap, organisasi yang baru ini sudah harus diserahkan ke generasi yang lebih muda. Dia berharap KKTB dapat membawa kerukunan lebih berkualitas, bermartabat, dan berwibawa.
Lutfi Hasmar berharap setidaknya KKTB dapat memprogramkan kegiatan aktif diantaranya, sosio emosional, seperti aktif dalam pelaksanaan arisan, membagi suka duka, kemudian sosio keagamaan dengan cara aktif di peringatan hari-hari besar Islam, pembentukan majelis taklim, grup qosidah, kelompok yasinan.
Kemudian sosio ekonomi, dengan cara membentuk koperasi kerukunan. Sosio pendidikan, membuat sanggar kegiatan mahasiswa, sosio pemerintahan, yaitu berkoordinasi dengan pemerintah untuk menempatkan kader-kader terbaik di pemerintahan. Selanjutnya sosio politik dengan cara mendukung anggota KKTB yang akan tampil dalam pilcaleg atau pilkada misalnya.
“Kemudian sosio hukum, misalnya membantu anggota yang bermasalah dengan hukum,” tuturnya.
Dalam pemilihan itu Lutfi menyebut ada sedikit kelemahan, dimana tidak banyak undangan yang beredar, sehingga masyarakat Tomia yang lebih dari 700 Kepala Keluarga yang ada di Baubau tidak hadir. Kemudian daftar hadir yang dinilainya tidak sesuai dengan jumlah suara dalam pemilihan.
“Tetapi apapun hasilnya sudah itulah yang terbaik. Semua warga Tomia di Baubau memberikan bantuan pemikiran secara aktif dan kreatif, dan organisasi ini membutuhkan dana, karena itu partisipasi dari anggota itu sangat diharapkan,” paparnya.
Melalui pesan singkat, H Lutfi Hasmar menjelaskan jika sudah waktunya pucuk pimpinan diserahkan kepada generasi yang lebih muda. Mubes 30 April kata dia, telah terjadi proses alih generasi.
Sekretaris sementara KKTB, Yuhandri Hardiman juga berharap dengan adanya KKTB dan terpilihnya ketua, dapat sejalan dengan tujuan awal sejak direncanakan dibentuk. Kata dia, sejak lama masyarakat Tomia di Baubau menginginkan adanya wadah dalam bentuk organisasi yang dijadikan sebagai ajang silaturahmi masyarakat Tomia di Baubau.
Apalagi menurutnya, organisasi Tomia di Baubau memang sudah ada pula sejak lama, namun telah lama fakum dan tak aktif. Ia sebagai generasi muda berharap banyak dengan KKTB.
Dandi, panggilan akrabnya mengaku siap pula ikut mengawal dan berpartisipasi dalam kegiatan dan program kerja KKTB kedepannya.
Terkait proses pemilihan ketua, Sekretaris KKTB sementara, Yuhandri Hardiman, menjelaskan undangan diserahkan kepada perwakilam desa/kelurahan atau TIM 19 untuk mengundang atau menyampaikan kepada masyarakat Tomia untuk menghadiri pemilihan ketua.
Selain itu, katanya, undangan terbuka juga sudah disampaikan melalui media cetak dan elektronik.
Soal daftar hadir kata Yuhandri yang akrab disapa Dandi ini, menilai memang masih banyak yang hadir dan belum membubuhkan tandatangan. Absen pun tampak berpindah-pindah hingga akhirnya kembali ke meja sidang, padahal belum semua yang hadir bertandatangan.
Dandi kemudian mengambil dan mendatangi warga untuk tandatangan.
“Jadi saya kasi jalan ulang, walaupun tidak semua lagi bertandatangan, karena bertepatan sudah dimulainya pemungutan suara dan orang-orang sudah antri ambil kertas suara,” paparnya.
Dia berharap proses pemilihan ketua dapat diterima dan seluruh warga Tomia di Baubau mendukung. Apalagi katanya, proses pemilihan saat itu berlangsung alamiah apa adanya. Pembagian kertas suara pun diawasi oleh tim 19. Dandi yakin tidak ada pemilih yang menggunakan dua kertas suara kertas suara.
“Dan disaksikan banyak orang tidak ada yang dobel. Dan yang mencoblos semuanya adalah orang Tomia yang hadir,” ungkapnya.
Ditambahkan Fatahuddin di dalam grup Whatsapp KKTB, terkait dengan hal itu tidak perlu lagi diperdebatkan. Menurutnya, saat hadir, dan sepanjang pemantauannya, tidak ada suku lain yang menyusup, semua adalah warga Tomia. Terkait panitia registrasi daftar hadir dinilainya tidak lincah.
“Akhirnya pps panitia pemungutan suara menyepakati maju satu per satu. Sehingga jumlah suara masuk itu yang valid untuk peserta musyawarah dibanding daftar hadir,” katanya.(*)