F4.3 Suasana Pelaksanaan Seminar Nasional Unidayan BaubauSuasana Pelaksanaan Seminar Nasional Unidayan Baubau

Peliput: Gustam

BAUBAU, BP – Meningkatkan mutu dosen hadapai tantangan globaisasi, Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau menggelar Seminar Internasional. Empat pembicara dari negara yang berbeda dihadirkan, yakni Indonesia, Malaysia, United Kingdom (UK) dan Bangladesh, Sabtu (30/04).

Kepada sejumlah wartawan, Rektor Unidayan Baubau Ir H La Ode Sjamsul Qamar MT mengatakan, digelarnya seminar tersebut untuk memberdayakan para dosen Unidayan lancar berbahasa Inggris.

“Bahasa inggris itu penting, jadi kita sekarang berupaya agar dosen-dosen Unidayan ini lancar berbahas Inggris. Karena kita lihat, dalam diskusi tadi kan semua dituntut berbahas Inggris. Untuk pesertanya itu, kita undang beberapa universitas di Kota Baubau ini, serta instansi lainnya,” kata Sjamsul.

Sjamsul menambahkan, keempat pembicara sudah diporsikan pembangian materinya. Sebagai materi umum, pembicara banyak mengkaji terkait manajemen, pendidikan dan kewirausahaan dalam global.

“Menejemen, pendidikan dan kewirausahaan dalam global, itu yang jadi topik umum seminar ini, jadi disini kita belajar bagaimana sikap yang diperlukan seseorang dalam dunia Internasional,” tuturnya.

Dalam pembahasannya, pembicara asal Indonesia Dr Sanihu Munir MPH memantapkan skill para peserta dengan memperlihatkan perbandingan antara perawat Indonesia dan Filiphina, dimana kelulusan sarjana keperawatan di Indonesia hanya 60% dan 40% nya tidak lulus. Padahal, profesi perawat berkaitan dengan nyawa manusia.

Sedangkan di Philipina, nilai kelulusan itu mencapai 80% dan tidak diperbolehkan seorang dokter mengintervensi perawat.

Hal itu yang kemudian perlu dirubah dalam konsep manajemen di Indonesia.

Selain itu, pembicara asal United Kingdom Prof Graham Murray M Ed FCIPO memantapkan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan pekerjaan di luar negeri. Karena, dalam memasuki dunia pekerjaan luar negeri, hanya beberapa saja orang Indonesia yang lulus. Di Inggris misalnya, hanya sekitar 60 persen, siswa yang lulus di Perguruan Tinggi.

Sementara pembicara asal Malaysia Prof Dr Abdul Rahman bin Ayub banyak menjelaskan terkait tantangan besar yang di hadapi dalam dunia usaha luar negeri. Tantangan itu bukan hanya dari luar dan masyarakat, tatapi kemalasan diri kita sendiri.

Senada dengan pembicara asal Indonesia, United Kingdom dan Malaysia, pembicara asal Bangladesh Prof Aahad M Osman Gani PhD mengkaji persoalan dunia usaha berdasarkan sudut pandang kultural atau budaya. Karena kecerdasn kultural sangat meningkatnya investasi global. Misalnya, dengan adanya MEA, masyarakat dituntut untuk mampu menyesuaikan lingkungan yang familiar. (#)

Visited 1 times, 1 visit(s) today