F4.2 Lapas BaubauLapas Baubau

Peliput: Ady Cacung

BAUBAU, BP – Saat ini bengkel kerja untuk warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIa Baubau belum berjalan maksimal. Pasalnya anggaran untuk pengembangan keterampilan maupun pengoperasian bengkel tidak dimiliki Lapas Baubau.

“Untuk bengkel kerja sangat tidak maksimal karena ruang yang sangat terbatas dan terpenting lagi sekarang Lapas Baubau tidak punya dana untuk mengoperasionalkan bengkel kerja untuk pelatihan narapidana. Kami disuruh membina keterampilan tapi kita tidak diberi dana untuk itu,” ungkap Kalapas Kelas IIa Baubau Wahyu Prasetyo Bc IP Ssos.

Untuk itu pihaknya membangun kerja sama dengan instansi di Kota Baubau untuk meningkatkan keterampilan warga binaannya. Misalnya di Dinas Tenaga Kerja, Lapas Baubau meminta agar warga binaannya diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan keterampilan.

“Di luar daripada kami meminta dinas-dinas untuk mengikutsertakan warga binaan jika ada kegiatan bermanfaat untuk warga binaan. Ditambah lagi bengkel kerja tidak berjalan karena tidak ada dana untuk pembinaan kemadirian,” terangnya.

Selain itu untuk masalah kesehatan warga binaan juga belum begitu efektif pemeriksaannya. Pihaknya saat ini bekerjasama dengan pemerintah dan hanya menyiapkan satu dokter dan dua perawat yang kunjungannya seminggu sekali.

Lebih lanjut dikatakan, untuk pemeriksaan rujukan di luar pemeriksaan Lapas pihaknya pun masih memiliki kendala. Karena kebanyakan narapidana merupakan warga kurang mampu, sementara dalam aturan kesehatan warga binaan itu ditanggung oleh negara

“Namun sekarang negara menyerahkan langsung kepada BPJS untuk pelayanan kesehatan, dan BJPS sendiri mempunyai mekanisme sendiri dalam melakukan pelayanan. Dimana harus menjadi anggota dan telah membayar premi bulanan baru bisa dilayani. Olenhya itu kita sampaikan kepada keluarga napi untuk menyiapkan dulu BPJSnya jika nanti sewaktu-waktu diperlukan dan dirujuk keluar,” urainya.

Sementara untuk kenyamanan di dalam Lapas juga belum begitu maksimal. Selain ruangan yang sempit, Lapas juga over kapasitas.

“Dengan ruang yang sempit, kapasitas idealnya cuma 150 orang kini diisi dengan 540 orang, ya mau gimana lagi sangat tidak nyaman yang jelas. Sehingga ntuk memastikan kesehatan lingkungan dengan kesehatan narapidana kini masi diusahakan semampunya,” tandasnya. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today