BAUBAU, BP – Salah satu warga Kelurahan Tampuna Suharyono memiliki rumah yang tidak layak huni. Pemerintah kelurahan setempat telah mengusulkan Suharyono untuk mendapatkan bantuan perumahan.
Rumah serba sederhana itu terletak di RT 1 sebelah mesjid, dengan kondisi bangunan berdinding terpal dan jelajah beratapkan rumbia. Untuk menyambung hidup sehari-hari, Suharyono bekerja sebagai pembuat batu merah.
“Kemarin saya bersurat di Dinas Perumahan untuk bapak Suharyono yang kondisi rumah jinjing jelajah yang beratapkan rumbia. Saya sudah melaporkan ke kepala bidang dan sampai sekarang belum terealisasi,” ungkap Lurah Tampuna Adrian Nilla SSos.
Dirinya berharap agar Suharyono mendapatkan bantuan pembangunan rumah walaupun rumah kayu. “Harapan saya semoga ada dari dermawan membantu pembangunan rumah,” harapnya.
Rumah yang ditinggali Suharyono bukan di atas tanah milik pribadi melainkan diatas tanah dari bos tempat ia bekerja. Suharyono sekarang berumur 40 tahun dan memiliki empat orang anak serta seorang istri, namun kondisi bapak yang suka sakit-sakitan membuat keadaan ekonomi tidak stabil.
“Suami saya sering terkena penyakit mati-mati ayam sehingga, kalau kondisinya sehat maka ia bekerja kalau tidak ia akan terkurung didalam rumah. Untuk saat ini dia masih sehat, namun jika Suharyono sudah terlalu kelelahan maka penyakit tersebut akan muncul,” jelas istri suharyono saat ditemui Baubau Post, Kamis (20/02).
Sampai saat ini mereka belum memiliki tanah pribadi untuk membangun rumah, karena penghasilan dari serabutan bekerja sebagai pembuat batu bata hanya cukup untuk uang beras dan belanja sehari-hari. Jika suharyono sakit maka akan berhenti bekerja sehingga harus meminjam uang ke bos.
“Pengahasilan dari bata hanya cukup untuk uang beras dan belanja hari-hari kalau lagi sakit, kita pinjam lagi di bos yang penting kita kerja saja untuk makan anak-anaknya walaupun secukupnya,” jelasnya. (#)
Peliput: Nelvida A