BAUBAU, BP- SMPN 16 Baubau, sejak tahun 2018 lalu telah mengusulkan permohonan relokasi lahan ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Baubau. Pasalnya, sekolah yang bertempat di Kelurahan Palabusa Kecamatan Lea-lea ini dibangun berseblahan/satu atap dengan SDN Kecil Kolagana.
Kepala SMPN 16 Baubau Syamsu Alam menilai, hal tersebut menjadi sebab dari akibat sekolah ini tidak dapat berkembang pesat. Kendati demikian, hingga memasuki awal tahun 2020, usulan relokasi lahan belum mendapatkan realisasi dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) dalam hal ini Disdikbud Baubau.
Padahal, jika usulan relokasi lahan di ACC pemerintah, Syamsu meyakini bahwa animo masyarakat khususnya masyarakat Kelurahan Palabusa dalam melanjutkan kualifikasi pendidikan anak ke jenjang SMP akan terpusat di SMPN 16 Baubau.
” Saya pernah mengajukan relokasi kepada Pemerintah Kota Baubau, dengan alasan bahwa sekolah pendukung SMPN 16 Baubau hanya satu yaitu SD Kecil Kolagana yang siswanya tidak mencapai 10 atau 15 orang. Kemudian yang kedua, akses jalan untuk SMPN 16 dari Palabusa sangat sulit dijangkau oleh transportasi, yang membuat niat kami besar sekali untuk menggusulkan agar SMPN 16 dapat direlokasi di lingkungan Kalipu-lipu. Dimana, jarak akses lebih mudah di jangkau karena berada tepat di jalan utama, dan jika ditempatkan disana maka akan ada dua sekolah pendukung yakni SDN Kecil Kolagana dan SDN 1 Bataraguru,” terang Syamsu beberapa waktu lalu.
” Saya sudah melakukan usulan sejak tahun 2018 lalu, dan hasilnya belum jadi. Kemudian, ditahun 2019 saya mengusul lagi, namun saya diarahkan ke Asisten I, dan saya masukan juga surat pengusulan kesana, tapi sampai hari ini belum ada respon dari Pemerintah Kota Baubau,” ungkap Syamsu.
Diketahui, usulan relokasi lahan merupakan dorongan dan/atau permintaan pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
” Pernah saya mengajukan permintaan Laboratorium Komputer ke kementrian di Jakarta, permohonan sudah masuk dan mereka memberikan jawaban kalau SMP satu atap itu seharusnya salah satu dari sekolah tersebut harus pindah dan disitulah saya berbesar hati untuk melakukan relokasi,” tuturnya.
Syamsu menambahkan, terkait lokasi lahan bakal program relokasi sudah ada. Dikatakannya, masyarakat telah menyiapkan lahan kosong sebesar 40×200 meter. Untuk itu, ia berharap Pemkot Baubau dapat mempertimbangkan hal tersebut.
Tak hanya itu, Syamsu juga berharap Pemkot Baubau dapat melihat bagaimana kondisi SMPN 16 Baubau saat ini, agar kiranya dapat ditolong dengan merealisasikan usulan relokasi bakal peningkatan integritas pendidikan kedepannya.
” Sudah ada lokasi dari masyarakat hanya tinggal pembebasan lahanya dengan ukuran lokasi sebesar 40×200 meter tepat di pinggir jalan. Kemarin di Musrembang saya sempat dengar ada pembebasan lahan tapi saya tidak tau apakah untuk lokasi sekolah atau bukan, itulah yang menyebabkan SMPN 16 tidak mendapatkan bantuan karena direncanakan relokasi ternyata tidak jadi, dan harapan saya kepada Pemerintah Kota agar lihatlah SMPN 16 yang merupakan bagian dari Kota Baubau juga, serta harus diperhatikan perkembangan kedepannya dan jika menetap di satu sekolah dengan SD maka sampai kapanpun tidak akan berkembang,” pungkasnya.(#)
Peliput: Nelvida A