YES MALANG

Oleh: Iron Albaroza

(Mahasiswa Jurusan ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Malang)



Amerika serikat dan IMF memiliki versi masing-masing atas penyematan negara maju terhadap negara-negara berkembang. Negara maju dan berkembang merupakan termin negara terhadap kondisi perekonomian masyarakat. Indikator umum yang digunakan untuk menilai suatu negara tergolong negara maju atau berkembang melalui pendapatan perkapita masyarakat, mata pencaharian, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, penguasaan teknologi, kesempatan kerja dan pertumbuhan penduduk. Disisi lain ada konpirasi perang dagang AS dan china membuat indonesia menjadi negara maju.

Pada tanggal 10 februari 2020 pemerintah AS mengeluarkan federal register vol. 82 no. 27 yang berisi indikator negara berkembang versi AS. Kebijakan negara berekembang versi AS memiliki surplus seperti, mempunyai hak 2% atas bea masuk anti subsidi dan pemberhentian penyelidikan  antisubsidi terhadap barang yang dijual ke AS kurang dari 2% atas nilai barang yang ditransaksikan.

Pasca diumumkanya federal register AS melakukan pengetatan atas indikator negara berkembang. Hal ini membuat indonesia menjadi negara maju dan ada juga beberapa negara yang didaulat sebagai negara maju versi AS seperti India, Brazil, Malaysia, Vietnam, Thailand, Argentina, dan Afrika Selatan. Alasannya, kontribusi perdagangan sudah mencapai 0,5% perdagangan dunia dan termasuk anggota G-20.

Pertanyaanya sekarang adalah apakah indonesia layak didaulat sebagai negara maju? Kalau menurut ketentuan bank dunia, indonesia masih masuk negara berkembang dengan beberapa alasan. Indikator negara maju adalah memiliki pendapatan perkapita di atas US$12.375 atau sekitar Rp172,91 juta pertahun. Sedangkan pendapatan perkapita indonesia hanya US$4.174 atau sekitar Rp58 juta.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa dampak dari negara maju yang disematkan AS kepada indonesia? Jelas indonesia sudah tidak berhak atas fasilitas de minimis dan penghentian penyelidikan antisubsidi. Batasan de minimis indonesia untuk margin margin subsidi agar penyelidikan antisubsidi dapat dihentikan diturunkan menjadi kurang dari atau maksimal 1%. Parameter uji produk ekspor indonesia ke AS bakal menjadi ketat. Kalau dulu indonesia masih bisa lolos jika ada tuduhan subsidi produk ekspor ke AS, sekarang sudah tidak bisa lagi. Artinya, ekspor ke AS berpotensi terancam Padahal AS adalah negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah cina.

Dengan status negara maju versi AS, indonesia bisa terperangkap dengan tuduhan AS. Misalnya, suatu produk telah mendapatkan subsidi dari negara atau perusahaan. Kalau terkena perangkap  bakal menjadi sulit bagi produk ekspor indonesia lepas dari tuduhan tersebut. Karena, AS dapat menggunakan mekanisme peninjauan kembali dan mengenakan bea masuk imbalan atas atau suatu produk tersebut.

Seperti apa konpirasi perang dagang yang dimainkan AS terhadap china yang berimbas terhadap indonesia? Perang dagang membuat AS meluncurkan kebijakan bea masuk yang sangat melangit terhadap produk impor atas china. Untuk merelokasikan investasi, para pengusaha china mulai melirik negara-negara berkembang yang tidak terlibat langsung atas perang dagang salah satunya adalah indonesia yang ramah terhadap investor kerena kebijakan nasionalnya yang mendukung penanaman saham. Seperti yang terjadi di halmahera  maluku utara beberapa investor china sudah merelokasikan investaninya. Relokasi ini meningkatkan kontribusi perdagangan indonesia diatas 0,5% perdangangan dunia, mungkin ini tujuan AS menjadikan indonesia sebagai negara maju agar  masuk kedalam perangkapnya, kerena indonesia akhir-akhir ini lebih berpihak kepada negri tirai bambu. Indikasi ini bisa menjadi perangkap karena terlalu bergantung kepada investor china dan menjadi kambing hitam atas konpirasi dagang negara adikuasa. Situasi perang dagang ini justru harus diamati sebagai peluang besar untuk mendorong pengembangan bisnis di dalam negeri dan meningkatkan kinerja ekspor dan impor bukan malah menjadi kambing hitam atas perang dagang yang dimainkan oleh negara adikuasa. (**)



Visited 1 times, 1 visit(s) today

By admin