Peliput : Darson
BURANGA ,BP- DPRD Buton Utara (Butur) menyoroti kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat terkait banyaknya korban demam berdarah dengue (DBD). Sebab, hingga satu bulan terakhir ini sudah 3 orang meninggal dunia dan beberapa orang dirawat intesif akibat serangan virus yang disebabkan Aedes Aegypti.

Sorotan itu dilontarkan Ketua Komisi III DPRD Butur Abdul Manan Gani ditemui di Butur, Rabu (1/3). Pria yang kerap dipanggil paman ini mengatakan, seharusnya pihak Dinkes Butur lebih duluan mengantisipasi penyebaran DBD sebelum korban berjatuhan.
“Hemat saya Dinkes lambat menangani DBD. Nanti sudah berjatuhan korban baru lakukan langkah-langkah atau fogging. Seharusnya sudah diantisipasi memang dari awal,”kata Manan.

Oleh karena itu, Manan mendesak kepada Bupati Butur Abu Hasan untuk segera mungkin mengevaluasi kinerja kepala Dinkes (Kadinkes)Butur yang kini dijabat dr Kasrul.

“Jadi kepala dinas kesehatan harus bertanggumg jawab karena terlambat menangani DBD. Bupati harus tegas, karena ini menyangkut nyawa manusia, jangan jabatan disayang daripada nyawa manusia,”tegas politisi PAN ini.

Menurut Manan, dengan adanya korban yang meninggal dan beberapa orang yang kini masih dirawat, sudah masuk kejadian luar biasa (KLB). Sehingga dengan demikian, pemerintah harus lebih serius dalam menangani kasus ini.
“Harus ditangani secepatnya. Jujur saja kta sangat prihatin dan sedih atas kondisi ini,”pungkasnya.

Kritikan juga datang dari legislator Partai PKB Butur Rahman. Melalui sambungan selulernya, dia menilai persoalan kasus DBD hingga merenggut korban seharusnya tak terjadi, kalau pihak Dinkes Butur lebih cekatan mengantisipasi serangan virus DBD.”Kan sebetulnya pihak Dinkes Butur sudah tau bulan berapa mulai rawannya DBD, seharusnya itu diantisipasi lebih awal. Makanya kepala dinasnya harus dievaluasi,”pintahnya.

Sekretaris Komisi III ini melihat Dinkes Butur terjadi dulu kasus baru bertindak.”Jangan sakit baru mengobati. Kan prinsipnya lebih bagus mencegah dari pada mengobati,”imbuh Rahman yang juga master kesehatan ini.

Oleh karena itu, dirinya juga harapkan Dinkes Butur, khususnya pihak Puskesmas untuk mengambil langkah dalam hal memutus mata rantai virus DBD, agar tidak menyebar.”Jangan ada lagi korban, harus lakukan langkah cepat putuskan penyebaran demam berdarah ini,”teranya.

Sementara itu, pihak Dinkes sendiri membantah kalau pihaknya terlambat menangani persoalan DBD. Bantahan tersebut melalui Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Butur, Muh Darlan ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (28/2) kemarin.

Menurut dia, ketiga warga tersebut meninggal dunia karena terlambat dibawah ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan medis. Olehnya itu, Darlan menghimbau kepada masyarakat Butur jika terkena demam, untuk segera menyambangi Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat agar segera diperiksa untuk memastikan apakah positif terkena DBD atau tidak melalui uji laboratorium yang ada.

” Jika dibiarkan berlarut-larut tak mendapatkan pertolongan medis secepatnya, akan berujung pada kematian,”imbuhnya.

Diungkapkan, ketika mendapatkan informasi adanya korban DBD, pihaknya langsung bergerak cepat melakukan tindakan pengasapan atau fogging untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti itu yang merupakan penyebar virus demam dengue melalui gigitannya. Beberapa titik di Kecamatan Kulisusu Utara yang dianggap menjadi tempat tinggal jentik-jentik nyamuk yang mematikan itu, tak luput dari pengasapan yakni, Desa Erenere, Ulunambo dan Wamboule.

Informasi terkini yang dihimpun awak media ini korban yang diakibat virus nyamuk mematikan itu bertambah lima orang. Jadi secara keseluruhan yang masih dirawat intesif sebanyak tujuh orang.(***)

Visited 1 times, 1 visit(s) today