- Kepsek Rusdy: Kami Lapor Babinkamtibmas Polres Baubau Agar Tidak Terjadi Masalah Baru di Sekolah
Pewarta: Alyakin
BAUBAU, BP – Seorang siswa SMK Negeri 1 Baubau, sebut saja Pangeran, terpaksa dihentikan oleh orang tuanya di SMK Negeri 1 Baubau karena malu. Pasalnya, pangeran yang masih duduk di kelas 11 itu selalu melanggar peraturan sekolah.
Dikonfirmasi Baubau Post di ruang kerjanya, Kamis (18/08/2022), Kepala Sekolah (Kepsek) Rusdy SPd Mpd mengatakan orang tua Pangeran minta pengunduran anaknya dari sekolah.
“Karena rasa malu itu, orang tuanya secara ikhlas, pribadi, dia cabut anaknya dari sekolah, karena sudah banyak pelanggarannya,” katanya.
Sebelumnya beredar rumor di publik, dua siswa didapat oleh guru di ruang kelas di SMK Negeri 1 Baubau. Mereka diduga melakukan perbuatan “mesum” saat jam belajar mengajar berlangsung. Kepsek SMK Negeri 1 Baubau Rusdy dengan tegas membantah bahwa peristiwa tersebut tidak benar.
“Tidak benar isu bahwa ada dua siswa yang melakukan kegiatan negatif di ruangan terkunci, di dalam ruangan terdapat banyak siswa,” tegas Rusdy.
Rusdy mengakui bahwa guru menemukan lima siswa, dua perempuan dan tiga laki-laki di ruang kelas. Menurutnya siswa sedang bersembunyi karena bolos mata pelajaran.
Siswa dan siswi yang ditemukan guru langsung di bawah ke kantor sekolah untuk di proses. Lalu terungkap ada dua siswa tidak berasal dari SMK Negeri 1 Baubau, sementara Pangeran menjalani hukuman dari sekolah berupa skorsing, dan dua siswi bolos dari mata pelajaran.
“Mereka itu menghindari pelajaran yang mereka ikuti. Menghindari guru mata pelajarannya, mereka masuk dalam satu ruangan. Ruangan itu tidak terpakai karena kelasnya lagi PKL. Mereka lari bersembunyi di situ,” terangnya.
Atas peristiwa tersebut, pihak sekolah memanggil orang tua siswa dan siswi untuk diproses. Alhasil, dua siswi melanjutkan sekolah di SMK Negeri 1 Baubau dan satu siswa dibuatkan surat untuk pindah ke sekolah lain.
“Datang sendiri walinya di sini, lengkap dengan sekolah yang siap menerimanya. Sehingga kita beri pengeluaran, dengan harapan dia tidak putus sekolah, dia datang bermohon untuk pindah. Adami sekolah yang siap menampung,” katanya.
Rusdy mentakan kehadiran siswa lainnya di SMK Negeri 1 Baubau dipanggil oleh Pangeran. Mestinya dia tidak bisa datang ke sekolah karena masih dalam tahap bimbingan orang tua. Sementara dua siswi itu statusnya sedang PKL di Lippo Plaza Buton. Namun karena sakit sehingga ditarik sekolah.
“Sebenarnya mereka itu (Siswi-Red) lagi PKL, tapi dia ada sini, dia PKL itu di matahari namun karena sakit sehingga di tarik oleh sekolah, dia PKL di sekolah. Tapi kalau yang laki-laki diskorsing sebenarnya, tapi dia datang juga, tapi seharusnya tidak datang, tapi dia datang juga,” katanya.
Disisi lain, Kepsek SMK Negeri 1 Baubau Rusdy menghubungi salah satu Babinkamtibmas Polres Baubau untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di sekolah. Rusdy melapor setelah memproses siswa tersebut. Ia kwatir terjadi pelemparan sekolah.
“Jangan sampai tiga orang laki-laki ini tidak terima baik. Jadi kami melapor, tujuannya supaya jangan lagi ada eksis ke depan, antisipasi jangan sampai ada geng-geng, jangan ada kasus baru,” pungkasnya.(*)