Peliput: Amirul
BATAUGA , BP – Kabupaten Buton Selatan memiliki potensi Kelautan dan Perikanan yang melimpah, kondisi itu dapat memicu multyplayer ekonomi ditengah-tengah masyarakat, apalagi Busel mendapatkan Program Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sejak awal tahun 2016.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Busel Heru Sungkowo mengatakan, PSKPT adalah sebagai katalis dalam mengelola potensi sumber daya kelautan dan perikanan. Hal itu sesuai dengan program nawa cita Presiden Jokowi bagi daerah-daerah pesisir terluar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di bidang kelautan dan perikanan.
“PSKPT diarahkan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya kelautan secara rasional untuk memperkuat kemampuan nasional dalam berbagai hal secara berkelanjutan, dan pemerintah yakin dengan sumber daya kelautan kesejahteraan itu,” jelasnya.
Kata Heru, dikarenakan kondisi wilayah geografis dan data-data yang ada bahwa potensi kelautan dan perikanan di Busel melimpah, maka Menteri Susi Pujiastuti telah menanggapi hal tersebut pada 14 April 2016 melalui Bupati Busel memberikan program PSKPT yang titik sentranya ada di Teluk Sampolawa di TPI Kelurahan Katilombu, Kecamatan Sampolawa. Untuk mempersiapkan PSKPT ini, nantinya pencadangan lahan tanah seluas 100 hektar ditarik beberapa investor.
“Sehingga kita akan membuat suatu sistem, nanti ada keterpaduan pemerintah masyarakat dan swasta dan sudah ada pihak swasta yang berminat disana antara lain Malasyia, Korea, China, dalam negeri dari Jakarta Surabaya itu juga sudah ada yang menyatakan minat untuk mengisi lokasi tersebut, ” terangnya.
Menurutnya, para investor ini melihat program Mentri Susi pada PSKPT yang ada di sampolawa prospeknya kedepan sangat baik, disamping lokasinya sangat strategis 60 meter dari lokasi TPI.
“Jadi dermaganya cuman 60 meter langsung kedalam 33 meter sehingga kapal besar bisa sandar, disana tidak kesulitan,” katanya.
Ia menambahkan, pengembangan dan pemeliharaan potensi tangkap di Busel akan menghasilkan daya tangkap yang besar apalagi didukung dengan infrastruktur PSKPT yang ada di Sampolawa.
“Dengan demikian sehingga diharapkan nilai ikan itu, harga ikan akan bisa meningkatan nilai tambah dengan hasilnya PSKPT, karena disana ada pabrik es, pabrik pengelolaan ikan, ada tempat penyimpanan ikan dan pabrik pengelolahan. Jadi, yang tadinya harga ikan Rp 70 ribu perkilo, maka naik Rp 300 ribu. Bahkan nelayan itu kadang membuang ikannya akibat busuk,” tutupnya.(*)