Peliput : Alan – Editor : Hasrin Ilmi
LABUNGKARI, BP – Ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Kolonial Buton Tengah (Gertak-Buteng) berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Buton tengah , Kamis (20/04). Aksi yang berujung penyegelan kantor Bupati Buteng ini terbilang cukup luar biasa dan baru pertama terjadi, dimana para oratornya mewakili setiap kecamatan di Buteng.
Dalam aksinya, Gertak-Buteng menuntut agar menghentikan pegawai impor lingkup buteng serta meminta agar meninjau kembali pelantikan pejabat eselon II, III dan IV yang terlantik pada tanggal 7 April lalu karena dinilai melanggar UU Aparatur Sipil Negara (ASN) nomor 5 tahun 2014.
Salah satu orator asal Kecamatan Mawasangka, Riki mengatakan, aksi penyegelan ini merupakan wujud kekecewaan dari masyarakat terhadap Plt Bupati Buteng, Ali Akbar yang sengaja menempatkan pegawai impor untuk menduduki tempat yang strategis di lingkup Pemkab Buton Tengah.
“Penyegelan ini wujud kekecewaan masyarakat Buteng terhadap Ayahanda Plt Bupati Buteng, Ali Akbar dengan sengaja mengisi jabatan di lingkup Buton Tengah berdasarkan kepentingan pribadi, keluarga serta berani melawan regulasi yang ada,” katanya saat ditemui usai menggelar aksi.
Lebih lanjut dikatakan, jika persoalan ini dibiarkan terus menerus maka dapat membuat masyarakat pesimis dengan cita-cita daerah otonomi baru (DOB).
“Teman teman Wartawan dapat lihat, hampir diseluruh jabatan strategis dikuasai keluarganya (Plt Bupati), contohnya Kepala Keuangan dan Aset Daerah, Istri Plt bupati, Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP), saudara bupati, Kepala BKD, dan masih banyak lagi. Inikan sudah tindakan yang betul-betul menggeser putra-putri terbaik Buton Tengah,” tambahnya.
SekretariasDaerah (Sekda), Drs H La Ode Hasimin MM yang menemui massa aksi mengatakan, pihaknya berjanji akan membicarakan hal ini dengan unsur pimpinan baik itu Plt Bupati maupun anggota DPRD Buteng karena mereka saat ini tidak berada ditempat.
“Koreksi ini akan menjadi pekerjaan rumah kami, sehingga saya akan sampaikan kepada pimpinan menyangkut harapan dan keinginan adik-adik semua agar sesuai dengan mekanisme serta aturan yang beraku.” katanya saat dipaksa untuk berbicara disalah satu mobil sound sistem demonstran.
Untuk diketahui, dalam aksi tersebut mendapat kesepakatan bersama antara Sekda dan para demonstran untuk mengevaluasi kembali stuktur pajabat eselon II, III dan IV selama satu minggu kedepan. (#)