F04.4 Wijayani SPd saat memperlihatkan hasil kerajinan tangan siswanya yang membuat busara dari sampah minuman bekas Wijayani SPd saat memperlihatkan hasil kerajinan tangan siswanya yang membuat busara dari sampah minuman bekas

LABUNGKARI – Salah satu kreatifitas hasil keterampilan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 4 Buton Tengah patut diacungi jempol, pasalnya mereka mampu mengubah sampah bekas berupa gelas minuman ringan menjadi busara (sejenis tempat atau penutup makanan) unik dan indah yang dapat digunakan sebagai penutup talang hidangan ringan.

Pembuatan keterampilan ini merupakan aplikasi dari tugas mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) untuk para siswa kelas VII. Hasil keterampilan yang diarahkan oleh guru SBK ini mengambil prinsip mudah, murah dan indah. Dalam artian siswa tidak terbebani oleh biaya apapun mengingat bahan-bahan pembuatannya mudah didapat, namun hasil akhir yang diperoleh diharapkan mengandung asas manfaat dan nilai estetika atau keindahan dalam sebuah karya seni.

Bahan-bahan yang dibutuhkan pun sangat sederhana, yakni diambil dari gelas minuman bekas. Bahan yang terdiri dari gelas minuman bekas ini dipadukan dengan kertas pembungkus kado dan dibalut dengan plastik bening atau bisa dengan kain yang memiliki renda dengan motif bunga.

“Pembuatan busara ini karena awalnya siswa saya arahkan agar mereka harus buat suatu keterampilan sebagai nilai tugas mata pelajaran yang saya ajarkan. Bahan-bahannya pun saya anjurkan kepada mereka untuk mencari bahan yang mudah didapat, murah harganya kalaupun harus dibeli, kemudian dia harus mempunyai nilai keindahan atau nilai estetika kalau istilah dalam seni,” jelas guru SBK MTsN 4 Buteng Wijayani SPd kepada Baubau Post beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, pembuatan busara tersebut sesuai dengan kesepakatan yang dibual oleh guru bersama para siswa, dimana Wijayani tinggal mengarahkan siswa tentang tata cara pembuatan busara dimaksud, dan hal itu sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk mengembangkan bakat dalam berkarya seni.

“Guru hanya mengarahkan atau membimbing bila mereka temukan kendala, sehingga siswa dilatih untuk bekerja secara mandiri,” katanya.

Wijayani mengungkapkan pula bahwa ia merasa senang dan bangga melihat siswa-siswinya sangat antusias dalam berkreasi, disamping itu hasil keterampilan yang ia ajarkan mempunyai manfaat ganda, dimana selain para siswa mendapat nilai sebagai tugas mata pelajaran SBK, juga dapat digunakan sebagai penutup talang makanan atau piring hidangan ringan di ruangan kantor atau dewan guru.

“Saya merasa senang dan bangga melihat antusiasnya siswa-siswi saya saat mereka membuat busara itu sebagai keterampilan mereka, disamping mereka mendapat nilai dari saya, juga hasil kreasi mereka bisa kami gunakan sebagai penutup hidangan ringan di ruang kantor atau dewan guru saat-saat rapat atau ketika ada tamu,” tutupnya.(BAUBAUPOST.COM)

Visited 1 times, 1 visit(s) today