Peliput: Amirul
BATAUGA, BP – Kapospol Satlantas Batauga Brigadir Nurdin mengatakan, tingkat kesadaran berlalu lintas masyarakat Buton Selatan pada umumnya masih rendah.
Faktanya, jumlah angka lakalantas diwilayah hukumnya (Batauga, Sampolawa, Lapandewa, Siompu dan Siompu Barat) hingga saat ini meningkat mencapai 13 kasus. Dari jumlah kasus tersebut rata-rata pengendara tidak memakai helm saat berkendara, bahkan kecelakaan terjadi akibat lampu depan kendaraan roda dua sengaja ditutupi stiker hanya untuk gaya-gayaan.
Dari data yang dikantongi pihaknya, mayoritas kasus lakalantas ini terjadi di Desa Lawela Kecamatan Batauga. Kejadian lakalantas terjadi pada malam hari, pengendara roda dua menabrak pejalan kaki akibat lampu penerangan motor redup yang ditutupi stiker, mabuk dan ugal-ugalan, dan sebagian besar pengendara masih dibawah umur.
Kata dia, minimnya kesadaraan berkendara roda dua warga Busel membuat pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait bagaimana tertib berlalu lintas. Faktor meningkatnya lakalantas di Busel dipicu oleh hasil pemekaran Busel menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Semenjak Busel mekar, tingkat mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan di Busel meningkat, ini sejalan dengan meningkatnya angka lakalantas, mamun disayangkan tidak sejalan dengan kesadaran tertib berlalu lintas,” tutur Nurdin di temui di Mapolsek Batauga beberapa waktu lalu.
“Hampir semua kasus pengendara roda dua tidak mengenakan helm, rata-rata belum paham tertib berlalu lintas. bahkan masih di bawah umur,” ujarnya.
Untuk meminimalisir lakalantas di Busel, pihaknya gencar melakukan sosialisasi penyadaran, agar pengendara patuh terhadap tata tertib berlalu lintas.
“Dalam kegiatan simpatik, kami melakukan sosialisasi, jika melihat pengendara tidak memakai helm maka kami mengingatkan untuk segera mengambil helm, karena fatal akibatnya itu terjatuh dan kepala terbentur sebab tidak memakai helm. dan sosialisasi terkait instrumen kendaraan yang tidak lengkap misalnya kaca spion dan knalpon racing,” katanya.
Lanjutnya, tertib berlalu lintas bukan hanya tugas kepolisian namun butuh kesadaran warga untuk mengindari hal-hal yang merugikan pengendara. Bagaimana kepedulian terhadap diri sendiri saat berlalu lintas, karena fatal akibatnya jika tidak tertib berlalu lintas dan masyarakat harus memahami hal ini.
“Tertib berlalu lintas adalah kepedulian terhadap diri masing-masing pengemudi, pihak keluarga atau orang tua harus memahami dan mendorong pemahaman anak-anak mereka. ini penting agar tidak terjadi hal-hal yang kita inginkan. Jadi harapan kami tertib berlalu lintas adalah kepedulian kita bersama,” katanya.
Sedangkan personil di Pospol Lakalatas Batauga masih minim, yakni personilnya hanya dua orang sementara cakupan wilayah tugas cukup besar yakni menangani lima kecamatan. Dan tentu saja pihaknya keterbatasan personel, sejak Busel mekar 2014 lalu hingga 2016 personel Lantas baru dirinya sendiri. Tahun 2017 sejak April ini baru ada tambahan satu personel Brigadir Sidik.
Tambahnya, dalam waktu dekat akan ada operasi Patuh, bila beberapa waktu lalu didalam operasi Simpatik dengan tujuan teguran saja, maka operai Patuh akan dilakukan penilangan jika pengendara tidak mematuhi tata tertib berlalu lintas.
“Saat ini tahapan teguran kita masih beri peringatan, namun jika sudah parah tetap ditindak. Dalam waktu dekat ini akan digelar operasi patuh 9-22 Mei, dalam operasi Patuh akan diberlakukan penindakan yakni tilang,” pungkasnya.(*)