Peliput: Zaman Adha
BAUBAU, BP – Ketergantungan pangan Kota Baubau dari daerah lain masih cukup besar. Wakil Wali Kota La ode Ahmad Monianse menginginkan Baubau punya kemandirian pangan.

Menurutnya, beras yang ada di Kota Baubau sebagian besar masih berasal dari Sulawesi Selatan. Dirinya khawatir pada saat tertentu stok beras itu akan ada kendala dalam suplainya.
“Ketika ada badai bagaimana nasib kita,” ujarnya.
Kota Baubau sebenarnya telah memiliki kawasan pertanian di Kecamatan Sorawolio dan Bungi. Di Kecamatan Bungi, Kota Baubau memiliki hamparan persawahan yang cukup luas.
Namun dua wilayah ini harus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kota Baubau, agar ketahanan pangan dalam daerah bisa terjaga. Apalagi dua kecamatan ini sudah memang diplot sebagai lumbung pangan di kota ini.
“Ketahanan pangan kita harus dijaga dari kecamatan ini, karena kalau kita tidak punya satu kawasan tertentu menjadi ketahanan pangan, maka ketergantungan kita kepada daerah luar sangat besar, itu sangat melemahkan,” jelasnya.
Untuk itu kata dia, potensi besar di dua wilayah ini harud dikelola dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkannya, dengan membangun jalan usaha tani (JUT).
Pihaknya sadar bahwa peran JUT ini sangat penting dalam hal distribusi produk pertanian.
“Tidak sedikit, harga komoditasnya tidak lagi bernilai karena rusak dalam perjalanan, disebabkan transportasi yang tidak memadai,” pungkasnya. (**)
Nonton Video Berikut dari YouTube BaubauPost TV Channel:
DEMO TRANSPARAN BLT DI WAKATOBI DEMONSTRAN DAN APARAT PICA-PICA
Aksi demonstrasi menuntut transparansi Bantuan Sosial Tunai (BST) periode Mei yang berasal dari Kementrian Sosial (Kemensos) RI di Kabupaten Wakatobi berakhir ricuh. Aparat kepolisian dan sat Pol PP Wakatobi melakukan tindakan represif terhadap massa aksi. Terlihat bahwa Demo transparan BLT di Wakatobi demonstran dan aparat pica-pica
Aksi mahasiswa tergabung dari lembaga Barisan Orator Mahasiswa (Bom) Kepton, Gerakan Aktifis Mahasiswa (GAM) dan Koalisi Parlemen Jalanan Wakatobi pada Senin (6/07) di depan Kantor Bupati Wakatobi awalnya berjalan damai. Namun begitu selesai sholat Zuhur, situasi mulai memanas dan pada akhirnya memicu terjadinya aksi saling dorong pagar yang berujung pada tindakan kekerasan. Demonstrasi yang menuntut transparan bantuan langsung tunai (BLT) itu pun membuat kubu demonstran dan juga aparat ada yang mengalami luka alias pica-pica.@BAUBAUPOST TV CHANNEL