Peliput: Duriani
WAKATOBI, BP – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), H Nur Alam, menyarankan Bupati Wakatobi, H Arhawi, untuk menata jalannya pemerintahan dan mengajak masyarakat untuk senantiasa mendukung pembangunan. Serta mengurangi perjalanan keluar negeri.
“Pak Bupati kurangi keliling luar negeri, tapi urus masyarakat. Dulu Pak Hugua keluar negeri untuk perkenalkan Wakatobi. Sekarang Wakatobi sudah terkenal, jadi perhatikan rakyatnya. Saya kastau juga Pak Bupati bahwa perbaiki regulasi, ajak masyarakat untuk kompak, atur pemerintahan agar jalan bagus sehingga kebijakan nasional turun dengan lancar,” terang Nur Alam, saat safari ramadhan di Mesjid Al Muqarabbin Wangi-Wangi Selasa (6/6) malam.
Pada kesempatan itu juga, Nur Alam, memberikan masukan lain kepada Bupati Wakatobi terkait pembangunan Mesjid Raya Wakatobi yang dibangun saat pemerintahan terdahulu. Menurutnya, Mesjid selain berfungsi sebagai tempat syiar agama dan pengajian. Mesjid juga memiliki fungsi lain terkait pelaksanaan pembangunan kedepan.
“Perbaiki dan selesaikan pembangunan Mesjid di Marina Bay sana. Rasulullah SAW menjadikan mesjid itu disamping tempat syiar agama, tempat pengajian, juga sekaligus tempat memberikan pengarahan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan duniawi,” ucap Nur Alam.
Wakatobi yang masuk diijazirah kerajaan Buton lanjut Nur Alam, memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Karena didasari penanaman nilai-nilai spiritual yang tinggi. Dan itulah yang senantiasa menjadi komponen utama didalam percepatan pembangunan daerah.
Kata Nur Alam, jika berbicara aspek wilayah dimana ada undang-undang yang mengatur didalamnya. Wakatobi termasuk daerah terisolasi. Pasalnya, Wakatobi terkurung dalam wilayah taman nasional. Namun itu fakta dengan kondisi Wakatobi yang berada didalam sebuah taman, membuahkan hasil dimana menempatkan Wakatobi masuk dalam 10 daerah di Indonesia menjadi perhatian khusus pemerintah pusat.
“Kalau bicara teori, daerah yang masuk dalam kawasan taman nasional itu tidak bisa berbuat apa-apa karena terkurung. Laut dibatasi begitu pula di darat, namanya saja taman. Namun dengan fakta itu karena keindahan dan keunikan, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan. Dan ini menjadikan Wakatobi terbuka aspek pembangunannya langsung dari pusat hingga ke daerah. Presiden langsung perintahkan Menteri-Menteri untuk urus Wakatobi,” ujar Nur Alam.
Nur Alam, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk tidak salah menafsirkan kebijakan pusat turun di Wakatobi karena dalam agama pun dijelaskan rangkaian pelaksanaan pembangunan. “Jadi kita jangan terlalu kaku dalam memanivestasikan, mengaplikasikan arti dari pada lailatul qadar. Saat ini Wakatobi secara administrasi bukan hanya miliknya Indonesia tapi milik dunia,” tutupnya.(*)