BAUBAU, BP – Pembuat atap nipah di Kelurahan Lakologou Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau setiap tahunnya mengalami penurunan. Bahkan, banyak warga yang selama ini bekerja sebagai pengrajin atap nipah beralih profesi.
Salah seorang pembuat atap nipah Mama Arza saat ditemui Baubau Post di lokasi, Kamis (09/01) menuturkan, profesi yang digelutinya saat ini merupakan pekerjaaan turun temurun dari orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun kondisnya, saat ini penghasilan sudah sangat berkurang.
” Bisa kita dapat sehari 50 lembar, ini merupakan pekerjaan secara turun temurun dari orang tua saya dulu,” jelasnya.
Meski pesanan atap nipah saat ini sudah semakin berkurang, namun ibu tiga orang anak ini tetap memproduksi atap nipah untuk menyambung hidup. Apalagi, hasil produknya harus dikumpul hingga mencapai 500 lembar baru dipasarkan kepada pengepul dengan harga Rp 450 ribu.
“Tapi kalau dihitung dengan ongkos produksi hasilnya hanya untuk bisa makan,”katanya.
Namun, seiring berkembangnya zaman, semakin berkurang masyarakat Lakologou yang membuat atap nipah. Bahkan, saat ini sudah dapat dihitung jari. Apalagi, banyak warga yang sudah beralih menggunakan atap seng sehingga pasarannya sangat terbatas.
” Dengan semakin majunya zaman maka semakin berkurang yang bekerja sebagai pembuat atap nipa sekarang tinggal dihitung jari dan masyrakat beralih ke pekerjaan lain, hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang sudah beralih menggunakan atap seng dibanding atap nipah,” pungkasnya. (#)
Peliput: Nelvida A