SULTRA, BP-Dalam enam bulan, jumlah penduduk Indonesia membludak satu persen menjadi 271.349.889 jiwa. Jumlah perempuan kini lebih banyak dari jumlah pria.
Sensus Penduduk 2020 adalah Sensus Penduduk pertama yang memanfaatkan Data Administrasi Kependudukan (Adminduk) dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai data dasarnya. Tujuannya tentu saja, Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia (SDKI).
Dari Ruang Merah Putih, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, Gubernur H Ali Mazi SH menghadiri acara rilis bersama yang digelar secara virtual oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS-RI) dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) tentang Data Sensus Penduduk dan Data Administrasi Kependudukan 2020, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 21 Januari 2021.
Hadir bersama Gubernur Ali Mazi, sejumlah pejabat terkait yakni; Kepala BPS Prov. Sultra Agnes Widiastuti, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Prov Sultra Asrun Lio, Asisten I Setprov. Sultra Basiran, La Fariki staf Balitbang Prov. Sultra, dan sejumlah kepala OPD lainnya.
Sensus Penduduk adalah program 10 tahunan, yang bertujuan menghasilkan satu data kependudukan, dan merupakan bagian dari Program Satu Data Kependudukan Indonesia, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019.
Sensus Penduduk 2020 (SP2020) diawali Sensus Penduduk Online pada 15 Februari – 29 Mei 2020, serta Sensus Penduduk Wawancara pada bulan September 2020. Dalam Sensus Penduduk Online, penduduk melakukan pengisian data secara mandiri melalui situs sensus.bps.go.id.
Kondisi pandemi Covid-19 membuat BPS harus melakukan penyesuaian. Pada September 2020, Sensus Penduduk dilakukan langsung oleh petugas pencacah, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ada.
Kepala BPS-RI Kecuk Suhariyanto mengatakan, data SP2020 merupakan data dasar untuk membuat perencanaan di berbagai bidang. Data hasil SP2020 nantinya tidak hanya bermanfaat untuk perencanaan masa kini, tetapi juga untuk masa yang akan datang.
“Kita menggunakan data Dukcapil sebagai data dasar untuk SP2020, dan untuk pertama kali ini juga, kita menggunakan Sensus Penduduk Online,” kata Kecuk Suhariyanto, dalam acara yang digelar di Hotel Borobudur tersebut.
Penduduk RI 271,3 Juta per 2020
Dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Muhammad Hudori melaporkan hingga akhir semester ke-II tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 271.349.889 jiwa. Angka tersebut naik 1,03 persen dari data kependudukan Kemendagri per semester ke-I tahun 2020 yakni 268.583.016 jiwa. Hitungan tersebut merupakan hasil pengintegrasian antara Data Dukcapil dan Data BPS dari 514 kabupaten/kota, untuk mewujudkan Satu Data Indonesia.
Hudori merinci, untuk persebaran penduduk terbanyak masih berada di pulau Jawa dengan jumlah 55,9 persen dari total persentase jumlah penduduk Indonesia tahun 2020. Disusul Sumatera dengan 21,73 persen, Sulawesi 7,43 persen, Kalimantan 6,13 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,57 persen, Papua 2,02 persen, dan terakhir Maluku 1,17 persen.
Sementara itu, sebaran penduduk tertinggi tahun 2020, ditempati lima provinsi, yakni; Provinsi Jawa Barat sebesar 47,1 juta penduduk, Jawa Timur 41,01 juta penduduk, Jawa Tengah 37,10 juta penduduk, Sumatera Utara 15,14 juta penduduk, dan Banten 11,6 juta penduduk. “Banten menjadi perhatian. Sebab walaupun luas wilayahnya kecil tapi jumlah penduduknya cukup padat,” terang Hudori.
Jumlah Perempuan Lebih Banyak dari Pria
Dari total jumlah penduduk Indonesia 271.349.888 jiwa, ternyata penduduk perempuan terdiri dari 137.199.901 juta perempuan, sedangkan sisanya pria 134.229.988 juta, dengan 86.437.053 juta keluarga.
Lebih lanjut, data kependudukan nantinya akan digunakan untuk lima hal. Pertama, pelayanan pubik. Kedua, perencanaan pembangunan pusat dan daerah. Ketiga, alokasi anggaran. Keempat, pembangunan demokrasi, Kelima, penegakan hukum serta pencegahan kriminal.
“Ini cerminan bahwa pemerintah kompak mewujudkan Satu Data Indonesia, yang diawali dari satu data kependudukan di Indonesia,” kata Hudori.
Menanggapi rilis bersama Satu Data Indonesia hari ini, Gubernur Ali Mazi menyatakan bahwa upaya BPS dan Kemendagri ini sangat bermanfaat di masa yang akan datang. Sinergitas data akan mempermudah kinerja pemerintahan dalam pelayanan publik.
baca juga: Vaksin Covid-19 Tahap II Tiba di Sultra
“Khususnya, akan memudahkan pemerintah pusat dan daerah dalam perencanaan pembangunan di masa yang akan datang. Efeknya tidak akan langsung terasa, namun upaya hari ini akan menjamin pelayanan publik yang cepat, terintegrasi, dan tidak koruptif,” terang Gubernur Ali Mazi.
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2020, Penduduk Sulawesiu Tenggara banyak di terkonsentrasi di Kota Kendari yaitu 13,15 persen dari totral penduduk Sultra atau berjumlah 345.107 Jiwa. []