F09.1 Sudirman A HamidSudirman A Hamid

– Grup Rambi Ganda Takawa Belum Mendaptakan Upah

Peliput:Alyakin

PASARWAJO, BP – Honor pelatih penari pada Festival Budaya Tua 2016 yang diselenggarakan Pemerintah Daerah (Pemdah) Kabupaten Buton, merupakan bukan tanggung jawab Dinas Pariwisata, dimana pihaknnya telah menyerahkan anggarannya pada Grup Rambi Ganda Takawa Buton sebesar Rp 200 juta, sesuai dengan kontrak yang diajukan.

Kepala Dinas Pariwisata, LM Zainuddin Napa, saat dikonfirmasi Baubau Post diruang kerjanya Senin (13/03) mengatakan, Anggran tersebut diperuntukkan untuk melalukan pelatihan gladi Konfigurasi dan Kolaborasi empat jenis tari Tradisional Buton seperti Tari Potimbe, Ponare, Bosu dan Lumense dengan sejumlah 10 ribu penari. ditampilkan pada 24 Agustus 2016.

“Jadi saya sudah serahkan anggarannya sebanyak Rp 200 juta untuk grub rambi takawa, sehingga honor pelatih sudah menjadi tanggung jawab mereka bukan bukan lagi di dinas Pariwisata. Akan tetapi mereka tidak memenuhi syarat administrasi sehingga meminjam perusahaan lain,” jelasnya.

Selain itu, Salah satu anggota pendiri grup Rambi Ganda Takawa, Salam mengatakan bahwa para anggotanya hingga saat ini tidak mendapatkan upah pada saat latihan bersama seluruh penari tersebut.

“Kami tidak mengetahui dimana anggarannya dan dimana harus diterimah, karena sampai sekarang anggotaku belum ada yang mendaptkannya khusus sesaat melakukan tarian secara bersama-sama selama empat hari hingga hari H,” ucapnya

Kurang lebih dari 200 pelatih penari, hingga saat ini belum mendapatkan bayarkan, serta pihaknya tidak mengetahui siapa yang akan membayarkan jasa anggotanya dan tidak mengetahui siapa yang menganggarkannya. Berdasarkan anggaran dari Dinas Pariwisata Kabupaten Buton selaku penyelenggara kegitan, pihaknya mengakui ada anggaranya sekitar Rp 200 juta, akan tetapi itu diperuntukan untuk latihan Zona dan pelatihan penari di tujuh Kecamatan wilayah Kabupaten Buton selama dua minggu.

“Memang ada anggran dari Dinas Pariwisata, yang diperuntukan pada saat latihan Zona dan melatih anak-anak yang mengikuti tarian di tujuh Kecamtan, sedangkan selebihnya kami tidak mengetahuinya,” tuturnya.

Selain itu, Grup Rambi Takawa menawarkan untuk bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, akan tetapi tidak lolos berkas. Namun untuk menyelamatkan kegiatan tersebut maka digantikan dengan perusahaan lain, serta menjalankan teknisnya. “Karena bukan perusahan, kami menjadi buruh, tapi itu harus terbayarkan karena kami sudah di panggil,” pungkasnya.

Untuk kegiatan tersebut, seharusnya dikelolah oleh Grup Rambi Ganda, dimana anggota Grup Rambi Takawa, pada tahun 2013 telah melakukan kegiatan seperti itu. Namun di tahun 2016, pihaknya merasa dirugikan, dan tidak berani untuk menuntut hak-haknya, sebab anggota Grup Rambi Takawa magang di Pemerintah Daerah Kabupaten Buton.(*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today