www.baubaupost.com

– Banyak Pesan Nasionalisme yang Disampaikan

Peliput: Amirul

BATAUGA, BP – Pemerintah Kabupaten Buton Selatan menggelar upacara untuk memperingati Hari Lahirnya Pancasila ke-72 yang jatuh pada 1 Juni dihalaman SMPN 1 Batauga, Kamis (1/6). Dalam kegiatan tersebut, Bupati Buton Selatan Agus Feisal Hidayat SSos MSi bertindak langsung sebagai inspektur upacara.

Upacara ini merupakan yang pertama kali digelar Bupati dan Wabub defenitif Busel periode 2017-2022 ini. Tampak hadir, perwakilan forkompinda TNI/Polri, Anggota DPRD, para kepala SKPD dan ASN lingkup Pemkab Busel, tokoh masyarakat, pemuda dan pelajar.

Bupati Busel Agus Feisal Hidayat, membacakan sambutan presiden Jokowi bahwa upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila ke-72 adalah untuk yang pertama kalinya digelar di Indonesia. Upacara ini meneguhkan komitmen agar lebih mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman, takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman, berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah Kebhinneka Tunggal Ika an kita,” ucap Agus Feisal Hidayat.

Dikatakannya, pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tertanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945, danrumusan final Pancasila tertanggal 18 Agustus 1945, adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok nusantara.

Namun lanjut Feisal, kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sedang mengalami tantangan. Kebhinekaan sedang diuji, bahkan ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan keikaan Indonesia.

“Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara Iain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur ditengah kemajemukan,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta,pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus terus ditingkatkan

“Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat, berbagai upaya terus kita lakukan. Telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila. Bersama seluruh komponen bangsa, lembaga baru ini ditugaskan untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila,” katanya.

Dilanjutkan, tidak ada pilihan Iain kecuali harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan Iain kecuali seluruh generasi bangsa harus menyatukan hati, pikiran dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan.

Namun demikian, Feisal menuturkan masyarakat juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Karena pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang Anti-Pancasila, Anti-UUD 1945, Anti-NKRI, Anti-Bhinneka Tunggal Ika.
“Pemerintah pasti bertindak tegas jika masih terdapat paham dan gerakan komunisme yang jelas-jelas sudah dilarang di bumi Indonesia,” tegasnya.

Ditambahkannya, seluruh elemen harus menjaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. “Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling membantu untuk kepentingan bangsa. Mari kita saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia,” tutupnya. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today