Peliput: Iman Supa
RAHA, BP – Wakil Bupati Muna Abdul Malik Ditu merasa jenuh melihat kondisi jalan disekitar pasar panjang hingga depan kantor DPRD Muna. Permukaan jalan yang tidak stabil dan becek mengakibatkan banyak kendaraan tidak nyaman untuk dikendarai.
Khususnya kendaraan roda empat atau lebih. Melihat kondisi ini, Wabup mengundang para kepala SKPD untuk dirembukan jalan keluarnya.
Wabup memerintahkan untuk dilakukan penimbunan dengan material dari pecahan bebatuan. Karena jika timbunan menggunakan material tanah atau batu kapur, dikhawatirkan akan menambah ketebalan becek dijalan tersebut. Malik Ditu meminta titik timbunan diletakkan pada jalan yang banyak digenang air, khususnya yang berlokasi diwilayah pasar panjang.
“Inikan sudah mau dekat bulan puasa. Jangan sampai ada yang batal puasanya karena memaki jalanan yang tidak baik,” kata Malik saat memimpin pertemuan diruang rapat Bupati, Selasa (4/4).
Sehubungan dengan bulan ramadhan, bahwa kedepan jalan lintas kabupaten ini bakal lewati pengendara dari daerah lain karena terpakai untuk jalur mudik. Wabup tak ingin saat-saat ramai lalu lintas itu nantinya jalanan masih tidak bersahabat. Malik Ditu tak mau mendengar nama Muna busuk karena rusaknya jalan dalam kota.
Oleh karenanya dalam rapat itu Wabup meminta kesediaan kepala SKPD untuk menyisihkan sebagian lembaran rupiahnya dalam merealisasikan idenya. Sumbangan itu juga termasuk dirinya sebagai Wakil Bupati. Malik meminta setiap SKPD menurunkan timbunan dijalan rusak tersebut. Jika dirupiahkan masing-masing diminta upah Rp 1 Juta.
Malik Ditu sendiri yang akan mengkordinir realisasi pengumpulan dananya. Bahkan Wabup meminta untuk dilakukan dalam waktu singkat pengerjaannya. Namun sumbangan dana tidak disamaratakan semua SKPD. Instansi yang dianggap basah atau gemuk anggatannya dimintai lebih besar sumbangannya. Paling rendah sumbangannya adalah tiga truk timbunan atau dibulatkan jadi Rp 1 Juta.
Jalanan berlumpur dan berlubang ini akibat pengalihan arus lalu lintas dijalur bypass. Hal ini dikarenakan jembatan sungai wangkoborona yang menjadi jalur utama kendaraan tengah diperbaiki. Seluruh kendaraan roda empat atau lebih baik yang tonasenya rendah maupun berat melalui jalan itu. Kemudian intensitas curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan jalanan digenangi air. (*)